Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menganggarkan belanja modal lebih dari Rp400 miliar untuk membiayai ekspansi pabrik barunya pada 2022.
Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso menjelaskan perseroan menganggarkan belanja modal lebih dari Rp400 miliar. Dana tersebut bakal dipakai membangun 3 pabrik baru dan 1 proyek perluasan pabrik.
Sebagai induk usaha, emiten berkode DRMA ini bakal membangun satu pabrik baru yang targetnya rampung pada tahun ini.
"Sedang on progress, pondasi sudah selesai perkirakan bangunan pabrik selesai Agustus-September 2022, permesinan dibeli dan akan datang kira-kira pada September-Oktober 2022. Pabrik baru ini banyak menambah mesin-mesin dengan kapasitas tonase besar, ada yang 1.000 ton, 1.500 ton, 600 ton, total ada 12 mesin," paparnya dalam konferensi pers RUPST, Kamis (21/4/2022).
Lebih lanjut, pabrik baru DRMA ini bakal sepenuhnya terdigitalisasi artinya pemanfaatan teknologi benar-benar meningkat dibandingkan dengan yang ada saat ini.
Pabrik baru tersebut terutama akan memproduksi member suspension perusahaan original equipment manufacturer (OEM) baru. Sebab, pada 2021, DRMA baru saja merampungkan pabrik baru yang memproduksi member suspension, steering beam, hingga fuel filler neck untuk satu pelanggan perusahaan OEM.
Baca Juga
Selain itu, DRMA juga bakal membangun pabrik baru untuk anak usahanya, PT Dharma Controlcable Indonesia yang sudah membeli lahan seluas 1 hektare (ha) yang akan membangun pabrik dua lantai seluas 10.000 meter persegi.
Pabrik ketiga yang disiapkan yakni memenuhi kebutuhan anak usaha PT Dharma Precision Parts yang juga sudah membeli lahan seluas 1 Ha dan rencananya dengan luasan pabrik yang sama.
"Dharma Controlcabel Indonesia sudah beli lahan 1 Ha untuk membangun pabrik 2 lantai, Dharma Precision Parts telah membeli lahan seluas 1 Ha juga, mudah-mudahan tahun ini sudah terealisasi semua," terangnya.
Terakhir, DRMA juga tengah memperluas pabrik induk usaha di Cirebon. Adapun, sumber pendanaan pabrik baru tersebut berasal dari dana IPO yang sebesar Rp350 miliar dan setelah dikurangi biaya lain-lain menjadi sekitar Rp340 miliar.
Sementara itu, sisa dananya akan memanfaatkan hasil dari operasi pada 2021. Pada 2021, perseroan menghasilkan kas positif dari aktivitas operasi sebesar Rp244 miliar.
Laba bersih perseroan pada 2021 sebesar Rp301 miliar dengan sebesar Rp120 miliar dibagikan sebagai dividen. Adapun, pada kuartal I/2022 perseroan sudah mencatatkan laba bersih sebesar Rp117 miliar.