Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Paling Perkasa di Asia, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

Rupiah ditutup menguat saat mayoritas mata uang Asia melemah di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menjadi satu-satunya yang menguat di hadapan dolar AS di Asia Pasifik pada penutupan perdagangan Selasa (19/4/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (19/4/2022), rupiah ditutup menguat 0,11 persen atau 16 poin ke posisi Rp14.340 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke 100,77.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, dolar sempat naik ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir pada perdagangan hari ini sejalan dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi. Ini terjadi karena investor menilai perang di Eropa, peningkatan inflasi dan risiko resesi AS, serta menantikan kenaikan suku bunga 50 basis poin dari Federal Reserve.

“Kemungkinan embargo de facto Uni Eropa terhadap gas Rusia dan ancaman beberapa pembatasan minyak mentah dalam paket sanksi Eropa berikutnya telah mendukung kedua komoditas tersebut. Itu menambah harga bahan baku yang sudah tinggi, memicu terjadinya resesi,” jelas Ibrahim dalam riset harian.

Di Ukraina, para pembela Mariupol yang tersisa dikepung oleh pasukan Rusia meskipun belum menyerahkan kota Pelabuhan Timur, dengan pasukan masih bertahan di pabrik baja raksasa Azovstal. Sebuah serangan mematikan juga dilaporkan di Lviv, dekat perbatasan Polandia, dan sirene serangan udara terdengar di Kyiv untuk hari kedua.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun beringsut lebih tinggi dengan investor menantikan pidato dari pembuat kebijakan Federal Reserve untuk petunjuk baru tentang kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Mei.

Pasar berjangka suku bunga AS telah memperkirakan ada peluang 96 persen pengetatan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed bulan depan, dan sekitar 215 basis poin dalam kenaikan suku bunga kumulatif pada 2022.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen atau di level terendahnya, dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah terkendalinya inflasi. Selain itu, ini juga merupakan upaya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Lebih lanjut, selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75 persen dan suku bunga lending facility di level 4,25 persen. Perry juga akan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonoim lebih lanjut lewat berbagai langkah.

Meskipun ketidakpastian global meningkat akibat perang Rusia-Ukraina, fundamental ekonomi Indonesia dinilai sangat baik, tercermin dari rilis data neraca perdagangan yang surplus, cadangan devisa yang terus meningkat, serta money supply.

Untuk perdagangan besok Rabu (20/4/2022), Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.330 - Rp14.360.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper