Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) mencetak pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada kuartal I/2022. Penjualan dari pihak berelasi masih mendominasi.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022 yang belum diaudit, emiten berkode ARNA ini mencetak penjualan bersih sebesar Rp743,6 miliar naik 12,3 persen dibandingkan dengan penjualan kuartal I/2021 sebesar Rp662,38 miliar.
Kontribusi penjualan dari pihak berelasi masih mencatatkan yang terbesar dengan penjualan senilai Rp657,26 miliar naik 10,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kontribusi pendapatan dari pihak berelasi ini mencapai 88,38 persen sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 89,56 persen.
Sementara penjualan ke pihak ketiga mencapai Rp89,82 miliar naik 24,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut berkontribusi 11,62 persen dari total penjualan naik dari 10,44 persen tahun lalu.
Selanjutnya, beban pokok penjualan perseroan juga turut meningkat menjadi Rp441,86 miliar per kuartal I/2022 naik dibandingkan dengan Rp430,56 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan begitu, laba kotor perseroan tetap meningkat menjadi Rp301,74 miliar dari Rp231,81 miliar.
Baca Juga
Setelah dikurangi beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta rugi selisih kurs, ditambah laba penjualan aset tetap dan pendapatan lain-lain, laba usaha ARNA naik menjadi Rp218,68 miliar dari Rp151,35 miliar.
Walhasil, ARNA mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp170,57 miliar pada kuartal I/2022 naik 44,15 persen dibandingkan dengan Rp118,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun, total aset ARNA hingga 31 Maret 2021 turun menjadi Rp2,15 triliun dari Rp2,24 triliun pada akhir tahun 2020. Rinciannya, total aset lancar turun menjadi Rp1,35 triliun dari Rp1,45 triliun, sedangkan aset tidak lancar naik menjadi R804,12 miliar dari Rp792,57 miliar.
Sementara itu, posisi liabilitas ARNA mengalami peningkatan dari Rp670,35 miliar menjadi Rp738,7 miliar pada akhir kuartal I/2022. Peningkatan terjadi pada liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp671,63 miliar dari Rp604,44 miliar, sementara liabilitas jangka panjang naik menjadi Rp67,06 miliar dari Rp65,9 miliar.