Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Replanting Kebun Sawit, Astra Agro (AALI) Anggarkan Capex Rp1,3 Triliun

Sebagian besar capex Astra Agro Lestari (AALI) tahun ini dialokasikan untuk penanaman kembali atau replanting kebun sawit dan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa (keempat kiri), memberikan paparan didampingi jajaran direksi lainnya, saat paparan publik di Jakarta, Selasa (10/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa (keempat kiri), memberikan paparan didampingi jajaran direksi lainnya, saat paparan publik di Jakarta, Selasa (10/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp1,3 triliun pada 2022

Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan anggaran belanja modal perusahaan pada tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan 2021. Perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 1,2 triliun–Rp1,3 triliun untuk sejumlah keperluan bisnis.

Mario memaparkan, sebagian besar capex dialokasikan untuk penanaman kembali atau replanting kebun sawit dan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan. Selain itu, capex juga disiapkan untuk melakukan perbaikan infrastruktur pendukung seperti penggantian mesin-mesin produksi di pabrik.

“Kelebihan dana belanja modal akan kami gunakan untuk bayar utang yang jatuh tempo Oktober tahun ini,” jelasnya dalam paparan publik perusahaan, Rabu (13/4/2022).

Sementara itu, perusahaan melaporkan serapan capex tahun 2021 adalah sebesar Rp1,22 triliun. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan capex tahun 2020 senilai Rp999,2 miliar.

Mario menerangkan, penggunaan dana belanja modal sepanjang tahun lalu mayoritas untuk replanting serta pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021 yang dilaporkan perusahaan, AALI mencetak kenaikan pendapatan bersih sebesar 29,32 persen dari Rp18,80 triliun pada 2020 menjadi Rp24,32 triliun sepanjang 2021.

Pendapatan perusahaan mayoritas disumbang dari produk minyak sawit mentah dan turunannya dengan nilai Rp22,02 triliun, naik 26,77 persen dibandingkan dengan total 2020 yang bernilai Rp17,37 triliun. Sementara itu, produk inti sawit dan turunannya serta produk lainnya berkontribusi masing-masing Rp2,20 triliun dan Rp96,49 miliar.

Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan tercatat ikut meningkat menjadi Rp19,49 triliun pada 2021 dari Rp15,84 triliun pada 2020.

Beban penjualan naik tipis 1,12 persen dari Rp416,72 miliar pada 2020 menjadi Rp421,39 miliar sepanjang 2021. Sementara itu, beban umum dan administrasi naik 39,05 persen dari Rp704,00 miliar menjadi Rp978,95 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper