Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pertumbuhan jumlah investor aset kripto di Indonesia sangat positif di masa depan. Jumlah investor bahkan disebut dapat menembus 30 juta orang dalam 3 tahun mendatang
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia cenderung eksponensial selama 2 tahun belakangan.
Ia menjelaskan, secara umum, pandemi telah menggenjot agenda digitalisasi global, tidak terkecuali Indonesia. Dengan demikian, pandemi memang telah mendorong pertumbuhan pasar kripto Indonesia.
“Masyarakat kini lebih giat mencari informasi soal investasi, termasuk kripto sehingga menimbulkan ketertarikan untuk mendapatkan passive income," kata Manda dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (9/4/2022).
Selain itu, penetrasi pengguna internet yang masif juga turut andil dalam perkembangan adopsi aset kripto di Tanah Air. Menurut data We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022. Tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 73,7 persen dari total populasi pada awal tahun 2022.
Seiring dengan hal tersebut, Manda meyakini industri aset kripto akan terus tumbuh. Menurutnya, jumlah investor aset kripto bahkan dapat mencapai 30 juta orang dalam 3 tahun mendatang.
Baca Juga
"Industri aset kripto akan terus tumbuh. Dalam waktu 2-3 tahun bisa mencapai 30 juta investor. Masih ada banyak peluang yang bisa dioptimalkan. Jumlah investor baru 12,4 juta bandingkan dengan total penduduk Indonesia ada 277 juta jiwa," ungkapnya.
Penetrasi pengguna smartphone juga memudahkan masyarakat dalam masuk ke industri investasi, seperti saham hingga kripto. Jumlah pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk Indonesia. Hal ini membuat investasi kripto lebih bisa dijangkau semua kalangan.
Demografi Indonesia yang didominasi generasi muda. Jumlah penduduk Indonesia adalah 277,7 juta pada Januari 2022. Sebanyak 39 persen didominasi gen Z dan milenial. Data Bappebti pada akhir 2021, saat ini ada 66 persen investor aset kripto di Indonesia didominasi oleh kedua generasi tersebut.
"Investasi aset kripto terbukti bisa bersaing dengan instrumen investasi lainnya yang sudah ada lebih dahulu. Kripto bisa menghasilkan imbal hasil yang lebih baik, meski high risk and high return. Dukungan pemerintah yang membuat industri aset kripto legitimate dan berada dijalur yang benar," pungkas Manda.
Sementara itu, Laporan 2022 Global State of Crypto yang dikeluarkan platform perdagangan aset kripto global, Gemini, menyatakan masyarakat Indonesia melihat kripto sebagai aset pelindung kekayaan terhadap inflasi di masa depan.
Riset tersebut juga menunjukkan bahwa 41 persen orang Indonesia, berusia antara 18-75 tahun dengan pendapatan lebih dari US$14.000 atau setara Rp200 juta per tahun, memiliki aset kripto. Dalam penelitian tersebut juga menemukan bahwa 61 persen responden Indonesia setuju dengan anggapan bahwa kripto adalah masa depan investasi dan layanan keuangan.