Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pedagang Aset Kripto Tumbuh, Cek Daftar 9 Anggota Aspakrindo

Jumlah calon pedagang aset kripto di Indonesia membuktikan bahwa industri berjalan dengan baik.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan aset kripto tidak hanya terjadi pada sisi nilai transaksi dan jumlah investor. Jumlah pelaku atau perusahaan pedagang aset kripto juga mengalami pertumbuhan selama setahun belakangan.

Data dari Kementerian Perdagangan mencatat, nilai transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp64,9 triliun pada 2020 dan melonjak menjadi Rp859,4 triliun pada 2021. Adapun pada periode Januari-Februari 2022, nilai transaksi kripto tercatat sebesar Rp83,8 triliun

Sementara itu, hingga Maret 2022, jumlah calon pedagang fisik aset kripto di Indonesia yang telah memiliki tanda daftar dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bertambah menjadi sebanyak 18 perusahaan pedagang aset kripto. Padahal sebelumnya, di akhir tahun 2021 hanya ada 11 pedagang.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengatakan dua tahun belakangan menjadi tahun yang menarik bagi perkembangan perdagangan fisik aset kripto di Indonesia. Ia pun meyakini dalam waktu dekat, sangat dimungkinkan jumlah calon pedagang aset kripto akan terus bertambah.

"Hingga Februari 2022, nilai transaksinya tumbuh 14,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Pada bulan lalu juga, jumlah pelanggan terdaftar mencapai 12,4 juta pelanggan. Perkembangan yang luar biasa ini perlu untuk terus dikawal bersama agar perdagangan fisik aset kripto di Indonesia tetap berada di koridor yang benar,” kata Jerry dalam siaran pers yang dikutip Jumat (1/4/2022).

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda menyambut positif perkembangan jumlah calon pedagang aset kripto di Indonesia.

Menurutnya, jumlah calon pedagang aset kripto di Indonesia membuktikan bahwa industri berjalan dengan baik. Kemudian, aset kripto sudah bisa diterima oleh masyarakat sebagai salah satu instrumen investasi.

"Kami dari asosiasi menyambut baik pertumbuhan jumlah calon pedagang aset kripto di Indonesia. Mungkin kalo dari market atau masyarakat melihat akan semakin banyak kompetitor, tapi di asosiasi kita sama-sama merangkul bersama-sama membangun sebuah ekosistem industri aset kripto di Indonesia, karena potensinya sangat besar," katanya.

Lebih lanjut Manda menambahkan jumlah anggota Aspakrindo kemungkinan besar akan bertambah seiring dengan meningkatnya perusahaan yang mendapatkan tanda daftar resmi Bappebti untuk menjadi calon pedagang aset kripto. Aspakrindo telah mendapatkan tanda daftar dan izin di Bappebti berdasarkan kepada Peraturan No.5 Tahun 2019.

Sementara, saat ini jumlah anggota Aspakrindo ada sembilan pedagang aset kripto yaitu Tokocrypto, Rekeningku, Indonesia Digital Exchange, Bitocto, Triv, Pintu, Koinku dan PlutoNext. Ditambahkan dengan satu anggota baru yang terdaftar yaitu PT. Zipmex Exchange Indonesia.

"Syarat utama untuk dapat mendaftar di Aspakrindo yaitu anggota baru telah terdaftar sebagai calon pedagang Aset Kripto di Bappebti. Kemudian, asosiasi ini akan berusaha meningkatkan kinerja perdagangan aset kripto komoditi yang bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, wajar, transparan, serta sesuai praktek industri aset kripto yang berstandar internasional," jelasnya.

Manda juga memiliki pandangan soal regulasi yang dijalankan Bappebti untuk melakukan pengawasan terhadap calon pedagang aset kripto yang terdaftar. Dengan menjalankan aturan yang baik, diharapkan ekosistem industri bisa berjalan dengan sehat.

Menurutnya, harus ada sebuah timeframe untuk Bappebti kepada calon pedagang. Ia mencontohkan, apabila pedagang aset kripto sudah diberikan tanda terdaftar tetapi tidak menjalankan kegiatan prosedural seperti perdagangan dalam waktu setahun, status terdaftar tersebut dapat dikaji ulang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper