Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Brent Diprediksi US$100-US$120 per Barel Pekan Depan

Rencana AS dan negara-negara lainnya disebut tidak memiliki dampak material pada keseimbangan pasokan dan permintaan sehingga harga Brent masih bisa berkisar antara US$100-US$120 per barel pekan depan.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melanjutkan koreksinya hingga di bawah level US$100 per barel seiring dengan rencana AS yang akan melepas cadangan minyaknya ke pasar. Namun, pelemahan ini diprediksi hanya sementara. 

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (1/4/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau sempat anjlok hingga 1,7 persen sebelum kembali ke level US$98,80 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis Brent juga terkoreksi 1,32 persen ke posisi US$103,34 per barel.

Tren koreksi ini membuat harga minyak berpotensi mencatatkan penurunan terbesar secara mingguan selama 2 tahun terakhir. Pemerintah AS telah menginstruksikan untuk melepas cadangan minyak strategis ke pasaran guna mengendalikan harga minyak yang terus menguat.

Adapun, AS telah melepas cadangan strategisnya sebanyak 2 kali dalam 6 bulan terakhir. Meski demikian, langkah ini terlihat belum dapat menurunkan harga minyak dunia.

Pemerintah AS berencana untuk melepas 180 juta barel minyak ke pasar global. Selain itu, Presiden AS, Joe Biden, juga berharap negara-negara sekutu dapat melepas 30 juta hingga 50 juta barel minyak ke pasaran.

Sentimen ini juga membayangi pertemuan bulanan OPEC+ yang rencananya akan membahas penambahan pasokan minyak untuk Mei mendatang,

Di sisi lain, perang antara Rusia dan Ukraina memicu pergolakan harga di pasar komoditas global dan membuat pemerintahan negara-negara mencari cara untuk memastikan pemulihan ekonomi terus berjalan.

Jeffrey Halley, Senior Market Analyst di Oanda Asia Pacific Pte. Menyebutkan, rencana AS dan negara-negara lainnya tidak memiliki dampak material pada keseimbangan pasokan dan permintaan. Ia memprediksi, harga minyak Brent akan bergerak di kisaran US$100 hingga US$120 per barel pada pekan depan.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc dalam laporannya telah memangkas proyeksi harga minyak Brent pada semester II/2022 ke level US$125 per barel.

“Rencana AS tidak akan memecahkan masalah defisit struktural yang dihadapi komoditas minyak,” demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper