Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat Dipicu Penurunan Stok AS dan Gangguan Pasokan Timur Tengah

Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis (25/4/2024), dipicu oleh penurunan tajam stok bakar di Amerika Serikat (AS).
Anjungan minyak/Bloomberg
Anjungan minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis (25/4/2024), dipicu oleh penurunan tajam stok di Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah usai Israel meningkatkan serangan udara di kota Rafah, Palestina.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 99 sen, atau 1,1% ke level US$89,01 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga naik 76 sen, atau 09% ke posisi US$83,57.

Menguatnya harga minyak juga dipengaruhi oleh komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan lebih kuat pada kuartal berikutnya, setelah data ekonomi kuartal I/2024 lebih lemah dari perkiraan.

Sebelum komentar Yellen tersebut, harga minyak telah tertekan oleh data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat lebih dari perkiraan pada kuartal pertama. Percepatan inflasi menunjukkan Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga sebelum bulan September.

Yellen mengatakan pertumbuhan PDB AS untuk kuartal pertama dapat direvisi lebih tinggi setelah lebih banyak data tersedia dan inflasi akan turun ke tingkat yang lebih normal setelah sejumlah faktor “aneh” membuat perekonomian berada pada kondisi terlemahnya dalam hampir dua tahun.

“Perekonomian AS terus menunjukkan kinerja yang sangat baik,” kata Yellen dalam wawancara tersebut.

Persediaan minyak mentah AS juga secara tak terduga turun tajam minggu lalu, menurut laporan Badan Informasi Energi (EIA) AS, seiring melonjaknya ekspor.

Kekhawatiran mengenai permintaan bahan bakar AS muncul di tengah tanda-tanda menurunnya aktivitas bisnis AS pada bulan April dan seiring dengan data inflasi dan lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan, hal ini berarti The Fed diperkirakan akan menunda penurunan suku bunga.

“Pasar mulai menyadari bahwa jika Anda melihat keseluruhan laporan ke dalam perspektif, angka pertumbuhan yang melambat mungkin terlalu dibesar-besarkan,” kata analis Phil Flynn di Price Futures Group.

“Saya pikir pasar juga mulai fokus pada situasi pasokan yang ketat dan faktor risiko geopolitik,” tambah Flynn.

Israel meningkatkan serangan udara di Rafah semalam setelah menyatakan akan mengevakuasi warga sipil dari kota Gaza selatan dan melancarkan serangan habis-habisan meskipun sekutu memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar.

Meski begitu, pasokan minyak belum terpengaruh.

“Pedagang terus bimbang mengenai seberapa besar risiko geopolitik yang harus mereka perhitungkan setelah Israel dan Iran mundur dari konfrontasi langsung lebih lanjut minggu lalu'" kata Tim Evans, seorang analis energi independen.

Dia juga memperingatkan bahwa masih ada sisa risiko ketika Israel meningkatkan operasi melawan Hizbullah di wilayah selatan Lebanon dan Hamas di Gaza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper