Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sedikit berubah mendekati US$88 per barel, yang didorong oleh penurunan stok Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan dan dolar yang lebih rendah.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (24/4/2024) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2024 menguat 0,02% atau 0,02 poin menjadi US$82,83 per barel pada pukul 16.17 WIB.
Kemudian, patokan global, harga minyak Brent kontrak Juni 2024 menguat 0,11% atau 0,10 poin ke US$88,12 per barel.
Dolar yang merosot membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang dolar menjadi lebih menarik. Adapun, persediaan minyak mentah AS menurun 6,37 juta per barel pada pekan lalu, akibat pengolahan yang meningkat dan ekspor yang melonjak.
Harga minyak mentah pada tahun ini tetap lebih tinggi, yang didukung oleh pembatasan pasokan dari OPEC+ dan ketegangan di Timur Tengah, walaupun harga telah menurun dari level tertinggi baru-baru ini akibat berkurangnya risiko geopolitik.
Perbedaan harga opsi juga cenderung bearish untuk opsi menjual. Sementara itu dana yang diperdagangkan di bursa minyak terbesar di dunia, yakni US Oil Fund, mencatatkan aliran keluar harian terbesar sepanjang sejarah.
Baca Juga
“Pasar minyak masih berusaha menemukan harga keseimbangan karena kurangnya berita utama geopolitik dan rilis data,” jelas pendiri konsultan Oilytics, Keshav Lohiya.
Kemudian, prospek permintaan juga masih suram dengan melemahnya beberapa produk olahan seperti solar. Prospek permintaan minyak juga suram dengan melemahnya beberapa produk olahan seperti solar.
Lalu, margin keuntungan untuk mengubah minyak mentah menjadi solar di Asia mendekati level terendah dalam hampir satu tahun.