Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar dinilai sudah cukup siap dalam menyambut kehadiran produk investasi terbaru, waran terstruktur (structured warrant).
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan produk waran terstruktur dengan waran yang ada saat ini tidak jauh berbeda. Perbedaan utama terlihat dari sisi penerbit, waran saat ini yang diperdagangkan diterbitkan oleh perusahaan. Sementara itu, waran terstruktur diterbitkan oleh lembaga keuangan, dalam hal ini anggota bursa.
“Kehadiran produk waran terstruktur ini tentu menambah varian produk di bursa kita, sehingga pilihan bagi para investor dan trader juga semakin banyak,” katanya saat dihubungi, Rabu (30/3/2022).
Menurut Alfred, pasar sudah cukup siap dalam menyambut produk ini. Ia menjelaskan, dari sisi pemahaman produk pasar sudah mengenal waran dan melakukan perdagangan untuk waran yang ada saat ini. Hal ini akan mempermudah pasar untuk masuk ke produk waran terstruktur tanpa waktu adaptasi yang terlalu lama.
Di sisi lain, Alfred juga menekankan pentingnya literasi kepada investor. Seluruh pemangku kepentingan terkait wajib memberikan edukasi dan literasi kepada investor terkait produk ini, terutama mengenai perbedaannya dengan waran yang ada atau yang diterbitkan emiten.
“Ini juga termasuk bagaimana menganalisa-nya, sehingga tidak hanya menjadi ajang spekulasi bagi investor atau trader. Selain itu, mekanisme perdagangannya sendiri juga perlu disosialisasikan,” tambahnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, hal lain yang menurut Alfred perluu diperhitungkan adalah likuiditas. Hal ini mengingat waran terstruktur merupakan produk derivatif yang diterbitkan oleh anggota bursa.
Oleh karena itu, perdagangan produk ini perlu disertai kesiapan likuiditasnya, karena hal tersebut adalah risiko terbesar bagi para investor atau trader.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan, kehadiran waran berstruktur memang akan menyemarakan produk-produk investasi yang sudah ada. Meski demikian, BEI, anggota bursa, dan pihak terkait juga perlu meningkatkan upaya edukasi kepada para calon investor.
“Yang menjadi pekerjaan rumah untuk para pemangku kepentingan terkait adalah strategi penawaran produk dan juga edukasi kepada masyarakat terkait profil, risiko, dan potensi return-nya,” ujarnya.