Bisnis.com, JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), melalui anak usahanya Medco Energi Thailand (Bualuang) Limited dan Medco Energi Thailand (E&P) Limited telah menerima persetujuan pemerintah Thailand untuk memperpanjang masa produksi Lapangan Minyak Bualuang (Blok B8/38) di Teluk Thailand hingga 23 Oktober 2035.
Direktur Utama Medco Energi Roberto Lorato mengatakan perpanjangan masa produksi ini dapat mendukung keberlanjutan operasi dan memperkuat komitmen perseroan di kawasan tersebut.
“Kami menyambut baik perpanjangan ini, yang menegaskan komitmen Medco Energi terhadap keunggulan operasional dan pengembangan berkelanjutan di Thailand, sekaligus memperkuat nilai investasi kami," kata Roberto dalam keterbukaan informasi, Kamis (21/8/2025).
Roberto mengatakan dalam rencana pengembangan jangka panjang Medco Energi akan meningkatkan produksi Bualuang dan memaksimalkan nilai aset melalui investasi pada debottlenecking, workover, pengeboran sumur pengembangan, serta eksplorasi di sekitar wilayah kerja.
Menurutnya, perpanjangan masa produksi Bualuang ini selaras dengan prioritas strategis MedcoEnergi untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai perusahaan energi terkemuka di Asia Tenggara.
Sementara itu, General Manager Medco Energi Thailand Anastasia Mustika mengatakan persetujuan perpanjangan masa produksi ini semakin menegaskan komitmen jangka panjang perseroan terhadap produksi energi yang bertanggung jawab.
"Medco Energi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Thailand, khususnya Department of Mineral Fuels, serta seluruh pemangku kepentingan, masyarakat lokal, dan kontraktor atas dukungan dan kerja sama yang memungkinkan perpanjangan ini tercapai," tandasnya.
Di sisi kinerja keuangan semester I/2025, emiten migas milik Keluarga Panigoro ini membukukan penjualan yang susut. Pendapatan MEDC sepanjang periode Januari–Juni 2025 tercatat sebesar US$1,13 miliar dari US$1,16 miliar pada periode yang sama 2024.
MEDC juga mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$37,36 juta pada paruh pertama tahun ini. Laba bersih itu anjlok 81,52% year on year (YoY) dari US$202,27 juta pada semester I/2024.
Susutnya laba bersih MEDC secara drastis terjadi karena penurunan harga minyak dan kontribusi negatif dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Adapun harga realisasi minyak turun signifikan menjadi US$69,5 per barel, alias terkoreksi 14% YoY.
Dalam keterangan terpisah, Roberto menilai kinerja perseroan pada paruh pertama 2025 ini masih menunjukkan ketahanan finansial, meskipun terjadi penurunan harga minyak yang signifikan. Perseroan juga masih optimis dengan prospek paruh kedua 2025.
"Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi accretive atas tambahan 24% hak partisipasi di Wilayah Kerja (PSC) Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi," ujarnya.