Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Pengelola Pizza Hut (PZZA) Diproyeksi Catat Kenaikan Penjualan 15 Persen Tahun Ini

Penjualan PZZA masih menunjukkan kinerja positif pada awal tahun, terlepas dari restriksi yang diberlakukan pemerintah akibat penyebaran varian Omicron.
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id
Restoran Pizza Hut. PT Sarimelati Kencana Tbk. merupakan pemegang lisensi warabalab Pizza Hut di Indonesia. Pada 2018, jaringan restoran maupun gerai Pizza Hut yang dikelola mencapai 378 titik di seluruh Indonesia/sarimelatikencana.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut di Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), diperkirakan bisa membukukan kenaikan kinerja pada 2022, seiring dengan geliat ekonomi yang berlanjut dan terlihat pada awal tahun.

Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriela dan Marcella Regina dalam riset yang dirilis Senin (28/3/2022) menyebutkan bahwa penjualan PZZA masih menunjukkan kinerja positif pada awal tahun, terlepas dari restriksi yang diberlakukan pemerintah akibat penyebaran varian Omicron.

Rata-rata pertumbuhan tiap gerai (SSSG) pada dua bulan pertama 2022 tercatat naik 14,6 persen year to date (ytd). Kontribusi dine-in tumbuh 14,1 persen dan layanan pengiriman naik 15,7 persen.

“Kami juga mencatat bahwa Pizza Hut lebih agresif dengan memperkenalan varian pizza musiman, seperti pizza berbentuk hati pada momen Valentine dan pizza dimsum saat Tahun Baru Imlek yang berhasil mendorong kunjungan. PZZA mengklaim bahwa produk baru bisa berkontribusi 10 sampai 20 persen dari penjualan normal,” kata Patricia dan Marcella.

Dengan asumsi PZZA berhasil membuka 70 gerai anyar pada tahun ini dengan kenaikan SSSG sebesar 6 persen, CGS CIMB memproyeksikan kenaikan penjualan pada 2022 bisa mencapai 15 persen secara tahunan menjadi Rp4 triliun dari estimasi penjualan 2021 sebesar Rp3,5 triliun. Estimasi penjualan 2022 juga lebih tinggi dari realisasi penjualan sebelum pandemi yang mencapai Rp3,9 triliun.

Meski demikian, kenaikan penjualan PZZA akan dihadapkan dengan kenaikan harga bahan baku yang berisiko akan menekan laba bersih. 

“Perusahaan menaikkan harga jual di kisaran 2 sampai 3 persen pada Januari 2022, tetapi kami masih melihat risiko margin yang lebih kecil jika harga bahan Baku masih tinggi,” lanjut mereka.

CGS CIMB mematok target konservatif margin laba kotor (GPM) sebesar 64,8 persen untuk tahun 2022, turun 0,4 persen dari estimasi GPM 2021. Estimasi untuk EPS 2021-23F di kisaran 2 sampai 31 persen dengan asumsi margin lebih rendah.

“Meski demikian, kami memprediksi PZZA bisa membukukan laba bersih Rp160 miliar pada 2022, 3 kali lipat dari estimasi laba bersih 2021 sebesar Rp56 miliar.”

Berbagai faktor di atas mendorong CGS CIMB Sekuritas mempertahankan rekomendasi add saham PZZA dengan target harga Rp850 berdasarkan . Sedangkan hingga akhir perdagangan hari ini, saham PZZA ditutup menguat 0,82 persen ke level Rp615.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper