Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), emiten pengelola jaringan ritel makanan dan minuman Pizza Hut, menyiapkan belanja modal atau capex sampai Rp300 miliar untuk 2022.
Manajemen perusahaan menargetkan bisa kembali melanjutkan penambahan gerai, seiring dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan mobilitas masyarakat.
“Kami melihat tren kasus Covid-19 cenderung turun. Kami melihatnya cukup optimistis kalau tahun ini lebih baik. Kami punya rencana kerja untuk mengembangkan gerai-gerai baru di daerah. Kami mencadangkan belanja modal untuk tahun ini sekitar Rp300 miliar,” kata Sekretaris Perusahaan PZZA Kurniadi Sulistyomo ketika dihubungi, Rabu (16/3/2022).
Kurniadi belum bisa memastikan berapa penambahan gerai yang bisa direalisasikan dengan alokasi belanja modal tersebut, mengingat penyerapan dana akan sangat tergantung pada perkembangan pandemi dan kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Perusahaan, lanjutnya, berkaca pada situasi kuartal III/2021 ketika pemerintah menerapkan PPKM ketat karena kenaikan kasus Covid-19 imbas penyebaran varian Delta. Pembatasan aktivitas yang diterapkan memaksa PZZA memundurkan sejumlah aksi korporasi yang direncanakan.
Adapun sampai awal Maret 2022, PZZA telah membuka 14 gerai anyar. Outlet terbaru dibuka belum lama ini di Purwodadi, Jawa Tengah dan Ternate, Maluku Utara. Perusahaan akan menyeimbangkan penambahan gerai di pulau Jawa dan luar Jawa.
Baca Juga
“Tahun lalu total pertumbuhan gerai sekitar 20 unit, dari 520-an gerai mencapai 540-an. Ada outlet yang juga kami tutup,” kata dia.
Sampai akhir kuartal III/2021, PZZA meraup penjualan bersih sebesar Rp2,50 triliun, lebih rendah -6,09 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2020 sejumlah Rp2,66 triliun.
Dari segi segmen operasi unit usaha di seluruh Indonesia, wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi kontributor terbesar dengan penjualan bersih mencapai Rp1,00 triliun. Sementara itu, penjualan Jawa dan Bali menyumbang Rp701,39 miliar, Sumatra berkontribusi sebesar Rp382,79 miliar, Sulawesi Rp192,94 miliar, Kalimantan, Rp167,85 miliar, dan Indonesia Timur Rp54,05 miliar.
Angka pendapatan yang menurun membawa beban pokok penjualan ikut menyusut menjadi Rp861,5 miliar, sementara pada periode sama tahun lalu senilai Rp927,8 miliar. Dengan demikian, laba bruto PZZA berjumlah Rp1,64 triliun, turun tipis dari Rp1,73 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang berhasil dibukukan PZZA pada periode ini mencapai Rp13,30 miliar, meningkat daripada periode yang sama tahun lalu ketika mencatatkan rugi senilai Rp8,62 miliar.