Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (24/3/2022) di tengah indeks dolar AS yang lanjut menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (24/3/2022), mata uang Garuda ditutup melemah tipis 5 poin atau 0,03 persen ke Rp14.351 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,20 persen ke 98,82.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat karena mendapat beberapa dukungan lantaran sejumlah komoditas kembali mengalami reli baru-baru ini.
Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia di kemudian hari, sebagai tanggapan atas invasi terakhir ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Selain itu, masih ada sejumlah sinyal terkait kenaikan suku bunga AS. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin dan keputusan untuk memulai pengurangan aset dapat terjadi pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya.
Sementara itu, Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia mendukung kenaikan suku bunga front-loading pada 2022.
Baca Juga
Dari sisi internal, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal tersebut terungkap dalam laporan Article IV Consultation tahun 2021 yang dirilis Rabu, (23/3/2022).
Dengan informasi dari IMF tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah menyambut baik hasil asesmen IMF tersebut dan ini akan menjadi berkah tersendiri bagi pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.
Ada lima catatan positif yang diberikan IMF kepada Indonesia. Pertama, komitmen otoritas untuk mengembalikan batas atas defisit fiskal sebesar 3 persen pada 2023 secara gradual. Kedua, komitmen otoritas kebijakan moneter untuk berada ahead of the curve dengan tetap memerhatikan tingkat inflasi. Ketiga, upaya otoritas dalam mendorong pendalaman dan inklusi pasar keuangan, khususnya melalui digitalisasi.
Keempat, komitmen otoritas untuk melanjutkan reformasi struktural melalui reformasi di sektor riil dan sektor keuangan untuk meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan, dan memitigasi dampak scarring akibat pandemi. Kelima, komitmen otoritas untuk mengatasi dan memitigasi perubahan iklim.
Selain itu, IMF melihat kinerja ekonomi Indonesia akan terus menguat pada 2022-2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan dukungan kondisi komoditas global.
Kendati demikian, IMF menyampaikan perlunya mewaspadai beberapa risiko, terutama yang berkaitan dengan munculnya varian virus baru dan kemungkinan pengetatan kondisi keuangan global akibat normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.
Pada laporannya, IMF juga memberikan rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia, terutama terkait normalisasi kebijakan likuiditas, financial deepening dan digitalisasi.
Untuk itu, BI dan Pemerintah akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan guna menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Untuk perdagangan Jumat (25/3/2022), Ibrahim memprediksikan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.330 - Rp14.380.