Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (22/3/2021).
Berdasarkan data Bloomberg pada 09.03 WIB, rupiah terpantau dibuka melemah 15 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.351,50 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS terpantau menguat 0,17 persen di posisi 98,6700.
Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau melemah diantaranya won Korea Selatan turun 0,48 persen, rupee India turun 0,42 persen, baht Thailand turun 0,41 persen, dan yen Jepang turun 0,34 persen terhadap dolar AS.
Sebelumnya Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya menyampaikan bahwa indeks dolar AS bangkit kembali pada Jumat lalu setelah penurunan baru-baru ini karena pejabat Federal Reserve mengatakan kemungkinan aksi agresif Bank Sentral untuk menangani inflasi.
Sementara itu, konflik Rusia - Ukraina belum tampak menemukan titik terang setelah Ukraina pada hari ini menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota Mariupol kepada Rusia.
“The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase pada hari Rabu dalam upaya untuk menjinakkan inflasi pada level tertinggi 40 tahun. Itu adalah kenaikan pertama dalam tiga tahun, dan The Fed juga mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan datang,” jelas Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (21/3/2022).
Baca Juga
Di sisi lain, Ibrahim mengungkapkan di dalam negeri terdapat sentimen positif terkait data neraca perdagangan Februari 2022 yang mencatatkan surplus sebesar US$3,83 miliar. Adapun konflik Rusia-Ukraina belum memberikan dampak terhadap kinerja perdagangan bilateral Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Adapun penggunaan rudal jelajah dan rudal hipersonik menjadi tanda bahwa perang Rusia di Ukraina telah memasuki babak baru. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimr Putin tengah mempertimbangkan penggunaan senjata kimia dan biologi di Ukraina.
Dikutip dari ndtv.com, Selasa (22/3/2022), Biden mengungkapkan, tuduhan Rusia bahwa Kyiv memiliki senjata biologi dan kimia adalah salah dan menggambarkan bahwa Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakannya sendiri dalam perangnya melawan Ukraina, kata Biden, Senin waktu setempat.