Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Targetkan Pertumbuhan AUM 50 Persen, Ini Strategi Star AM Tahun 2022

Optimisme Star AM ditopang oleh membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Ilustrasi reksa dana. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi reksa dana. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Surya Timur Alam Raya Asset Management atau Star AM optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) pada tahun 2022.

Kemal Fajri Mohsin, Head of Institutional & Intermediary Business Star AM mengatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 50 persen dari tahun lalu atau berada di kisaran Rp12,3 triliun.

Ia mengatakan, optimisme perusahaan ditopang oleh membaiknya kondisi pandemi virus corona di Indonesia. Hal tersebut turut meningkatkan keyakinan pasar terhadap pemulihan ekonomi yang akan turut berdampak positif terhadap industri reksa dana.

Guna mencapai target tersebut, Star AM akan terus meningkatkan basis klien institusi maupun mitra distributor APERD. Star AM juga akan terus berinovasi dalam membuat produk – produk baru dengan tema dan skema yang menarik untuk memenuhi kebutuhan klien.

“Menurut kami inovasi akan produk-produk yang bertema dan skema menarik dapat meningkatkan daya saing. Seiring dengan itu, performa yang atraktif dan pertumbuhan ekonomi juga menjadi faktor krusial,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (22/3/2022).

Sebelumnya, Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan prospek pertumbuhan AUM reksa dana di tahun 2022 cukup positif. Menurutnya, jumlah dana kelolaan hingga akhir tahun ini dapat tumbuh sekitar 10 persen hingga 15 persen.

Ia memaparkan, prospek positif ini sejalan dengan perekonomian Indonesia yang sudah berada di fase pemulihan setelah terdampak pandemi virus corona di tahun 2021. Tren harga komoditas yang diyakini tetap tinggi pada 2022 juga akan berimbas pada kenaikan dana kelolaan industri reksa dana.

“Dari saham. IPO dari perusahaan-perusahaan new economy kami yakini akan memberikan sentimen positif buat pasar modal kita, yang tentunya akan mendorong pertumbuhan industri kita,” jelasnya.

Seiring dengan sentimen tersebut, Antony optimistis Trimegah akan kembali mencatatkan pertumbuhan AUM pada 2022. Pihaknya menargetkan jumlah AUM hingga akhir tahun ini pada Rp30 trilliun.

Adapun, dana kelolaan reksa dana masih cenderung menurun tipis sepanjang tahun 2022. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dikutip pada Selasa (22/3/2022), dana kelolaan industri per 28 Februari 2022 ada di posisi Rp570,83 triliun.

Realisasi tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan catatan per akhir Januari 2022 sebanyak Rp574,63 triliun.

Reksa dana dana saham juga mencatatkan kinerja yang negatif. Tercatat, dana kelolaan reksa dana saham adalah sebesar Rp128,18 triliun, turun dari posisi akhir Januari 2022 sebanyak Rp132,1 triliun.

Penurunan juga terjadi pada reksa dana pendapatan tetap atau fixed income fund. Tercatat, jumlah dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap pada akhir Februari 2022 turun menjadi Rp151,80 triliun dari posisi Rp154,52 triliun.

Sementara itu, dana kelolaan reksa dana terproteksi atau capital protected fund tercatat turun dari Rp102,25 triliun pada akhir Januari 2022 menjadi Rp100,94 triliun.

Selanjutnya, dana kelolaan reksa dana pasar uang terpantau naik menjadi Rp114,16 triliun dari sebelumnya Rp112,68 triliun.

Adapun, reksa dana campuran atau mixed asset fund juga mencatatkan kenaikan tipis dari Rp26,19 triliun menjadi Rp26,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper