Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Dana Kelolaan Reksa Dana per Kapita Indonesia Masih Rendah

Dana reksa dana per kapita Indonesia berada pada level 3,5 persen, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 20 persen.
Direktur Utama Trimegah AM Anthony Dirga dalam press conference Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, Selasa (9/2/2021)./Bisnis-Dhiany Nadya Utami
Direktur Utama Trimegah AM Anthony Dirga dalam press conference Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index, Selasa (9/2/2021)./Bisnis-Dhiany Nadya Utami

Bisnis.com, JAKARTA – Dana kelolaan atau asset under management (AUM) per kapita reksa dana di Indonesia masih berada di level yang rendah, kalah jauh dari Malaysia dan Thailand.

Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengungkapkan berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh Trimegah, AUM reksa dana per kapita Indonesia berada pada level 3,5 persen.

“Suatu level yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand di mana AUM per kapita mereka berada pada level 20-25 persen,” ungkap Antony kepada Bisnis, Selasa (22/3/2022).

Level AUM per kapita Indonesia sendiri akan terasa sangat rendah jika dibandingkan dengan Singapura. Di mana ungkap Antony Singapura berada di level lebih dari 100 persen.

Melalui temuan tersebut, Trimegah pun melakukan riset lebih lanjut dan menemukan faktor terbesar penyebab rendahnya AUM per kapita di Tanah Air jika dibandingkan dengan negara tetangga yaitu berkaitan dengan level gross domestic product (GDP) alias produk domestik bruto (PDB) saat ini.

“Hasil studi historis kami pada sejarah pertumbuhan industri reksa dana di berbagai negara, AUM per kapita negara kita baru akan naik dengan drastis ketika GDP per kapita kita melampaui US$5.000,” papar Antony.

Sementara, saat ini GDP per kapita Indonesia berada pada level US 4.100 - US$4.200, yang berarti ungkap Antony, butuh waktu sekitar 4 atau 5 tahun lagi untuk mencapai US$5.000. Hal tersebut juga tergantung dengan asumsi pertumbuhan GDP dan jumlah penduduk.

Berkaca pada riset tersebut, Antony pun berpendapat bahwa pertumbuhan jumlah investor reksa dana yang luar biasa selama dua hingga tiga tahun terakhir dan kemungkinan untuk beberapa tahun ke depan adalah suatu permulaan yang sangat baik baik potensi pertumbuhan AUM industri beberapa tahun berikutnya.

“Logika sederhananya adalah dengan berjalannya waktu, jutaan investor yang sudah mulai berinvestasi pada reksa dana saat ini pastinya akan menambah investasi mereka ketika pendapatan mereka (direpresentasikan oleh GDP per kapita) bertumbuh,” jelasnya.

Lebih lanjut Antony menjelaskan ketika pendapatan investor tersebut telah mencapai level tertentu yang pada saat ini menggunakan acuan GDP per kapita US$5.000, maka Trimega memproyeksikan pertumbuhan AUM industri akan melonjak drastis.

Level GDP per kapita USS5.000 itu sendiri diasumsikan bahwa dengan orang atau investor tersebut telah bisa memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper