Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Produk Reksa Dana Cenderung Stagnan 5 Tahun Terakhir

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 28 Februari 2022 jumlah produk reksa dana mencapai 2.195 produk. Pada tahun 2018, jumlah reksa dana sebesar 2.099 produk.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah produk reksa dana secara industri setidaknya dalam lima tahun kebelakang cenderung stagnan jika dibandingkan dengan perkembangan dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 28 Februari 2022 jumlah produk reksa dana mencapai 2.195 produk. Jumlah produk tersebut turun tipis jika dibandingkan dengan jumlah reksa dana pada Januari 2022 sebanyak 2.203 produk. 

Oleh karenanya, bahkan jumlah produk pada tahun 2022 lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah reksa dana pada tahun 2021 yaitu sebanyak 2.198 produk. 

Jika ditarik hampir lima tahun kebelakang, tepatnya pada tahun 2018, jumlah reksa dana memang tumbuh tidak terlalu signifikan atau cenderung stagnan. 

Pada tahun 2018, OJK membukukan jumlah reksa dana sebesar 2.099 produk. Adapun jumlah tersebut merupakan pertama kalinya jumlah produk reksa dana menyentuh angka 2.000. Sementara pada 2017, jumlah reksa dana baru menyentuh 1.777 produk, sehingga kenaikan di 2018 cukup signifikan. 

Pertumbuhan signifikan sendiri terlihat pada tahun 2013, di mana pada saat ini jumlah reksa dana sebanyak 794 produk dan di tahun berikutnya yaitu 2014 naik menjadi 894 produk. 

Lalu pada tahun berikutnya, 2015, langsung menyentuh angka 1.091 produk. Di tahun 2016, jumlah reksa dana pun menjadi 1.425 produk, dan terus berkembang pesat hingga tahun 2017. 

Namun setelah tahun 2018, perkembangan jumlah reksa dana cenderung stagnan hingga tahun ini. Jumlah reksa dana terbanyak tercatat pada tahun 2020, yaitu sebanyak 2.219.

Di tahun yang sama dengan capaian tertinggi jumlah reksa dana, jumlah unit penyertaan pun menyentuh level tertingginya yaitu mencapai 435,14 miliar unit dengan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana secara industri sebesar Rp573,54 triliun. 

Setelahnya meski jumlah reksa dana dan unit penyertaan menurun, NAB reksa dana pada 2021 tercatat naik menjadi Rp578,44 triliun. 

Sebelumnya, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan bahwa Indonesia saat ini dalam masa pemulihan ekonomi yang terlihat dari pertumbuhan data-data ekonomi yang menunjang dan oleh sebab itu, dia pun turut optimis dengan kinerja reksa dana di tahun ini. 

Berdasarkan data infovesta, sepanjang tahun hingga 11 Maret 2022, hampir seluruh kinerja reksa dana tercatat positif dipimpin oleh kinerja reksa dana campuran yang naik sebesar 2,02 persen. 

Kemudian diikuti dengan kinerja reksa dana saham sebesar yang naik 1,81 persen year to date (ytd) dan reksa dana pasar uang naik 0,50 persen ytd. 

Namun mengingat adanya isu kenaikan suku bunga global, sementara kinerja reksa dana pendapatan tetap turun 0,28 persen ytd. 

Positifnya kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kali ini didorong oleh saham-saham blue chip ungkap Wawan bisa jadi akan mendorong manajer investasi (MI) mengeluarkan produk reksa dana baru. 

“Bisa jadi [mengeluarkan produk baru], biasanya kalau lagi tren bullish MI-nya bisa menaikkan produk, karena strategi MI kan bisa macam-macam. Bisa mengikuti indeks atau produk yang tematik contohnya, karena market lagi naik,” ungkap Wawan saat dihubungi Bisnis Kamis (17/3/2022). 

Hal ini lanjut Wawan berbeda jika keadaan pasar sedang turun. Di mana biasanya MI menurutnya akan fokus defensif. Namun dengan keadaan pasar bullish ungkapnya bisa memicu MI untuk menerbitkan produk baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper