Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara grup BUMN, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) menargetkan pertumbuhan yang agresif dibandingkan dengan emiten menara lain. Hal ini menjadi modal penting perseroan bersaing melawan emiten menara lain.
Chief Investment Officer dan Corporate Secretary Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama menuturkan tak fokus pada kompetisi dengan penyedia menara lain, tetapi fokus memberikan kualitas jasa terbaik.
"MTEL dibandingkan dengan yang lain tumbuh dua kali lipat. Dengan industri menara yang tumbuh sekitar 5 persen, kami 2021 pertumbuhan 11 persen, di 2022 juga target tumbuh double digit, lebih tinggi dari industri," paparnya dalam diskusi virtual, Selasa (15/3/2022).
Selain itu, perseroan juga cenderung mengamankan kontrak jangka panjang dengan para operator jaringan seluler. Kontrak yang dibuat per 10 tahun.
"Kami juga signifikan pertumbuhan di bisnis, tak hanya terbesar di Indonesia, kami juga ingin jadi terbesar di Asia Tenggara dalam 1--2 tahun ke depan," ungkapnya.
Mitratel juga menyiapkan dividen yang maksimal bagi para pemegang sahamnya. Adapun, besaran rasio dividen yang diusulkan untuk tahun buku 2021 yakni sebesar 70 persen.
Baca Juga
Emiten telekomunikasi itu menargetkan pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2022. Perseroan menargetkan pendapatan meningkat 10 persen dengan laba bersih naik 15 persen dari kinerja 2021.
Hendra Purnama mengatakan target pendapatan ini jauh di atas rata-rata industri saat ini. "Jadi indikasi kami untuk 2022, yang pertama pendapatan 10-11 persen, jauh di atas industri. Untuk EBITDA, kami targetkan 13 persen untuk tumbuhnya di 2022," ucap Hendra.
Menurutnya, kinerja perseroan pada 2022 akan didorong oleh katalis seperti pertumbuhan organik perseroan yang memanfaatkan keunggulan Mitratel yang tersebar secara luas di lokasi-lokasi atraktif.
Lalu, pertumbuhan anorganik yang agresif melalui akuisisi menara, cost leadership melalui perbaikan skema kemitraan operasi dan maintenance, serta penyesuaian struktur sejalan dengan standar industri.
Hendra melanjutkan, tahun ini pihaknya menargetkan penambahan sebanyak 3.750 menara, yang terdiri dari 750 menara berasal dari ekspansi organik, 3.000 menara dari akuisisi, serta 4.000 kolokasi.
Hingga akhir 2022, pihaknya juga menargetkan menambah jumlah tenant menjadi 50.000 tenant, dari 42.000 tenant di akhir 2021.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ini akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp9 triliun pada tahun 2022.
Sebesar Rp3 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan menara secara organik dan Rp6 triliun digunakan untuk aktivitas akuisisi atau anorganik. Sumber dana yang digunakan untuk capex ini berasal dari hasil IPO.
Sementara itu, hingga akhir Desember 2021, MTEL ini telah memiliki kontrak jangka panjang senilai Rp34 triliun. Kontrak ini sebesar 55 persen berasal dari entitas afiliasi perseroan, Telkomsel, dan sisanya berasal dari operator lain.