Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih ada 23 perusahaan yang mengantre dalam pipeline initial public offering (IPO) hingga saat ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai dengan 11 Maret 2022, telah ada 11 perusahaan baru yang mencatatkan saham atau IPO di BEI. Adapun total dana yang mampi dihimpun adalah sebesar Rp3,13 triliun.
“Di samping itu masih terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham [IPO] BEI,” ungkapnya Jumat (11/3/2022).
Nyoman mengatakan mayoritas perusahaan dalam pipeline IPO termasuk berskala besar. Yaitu dengan klasifikasi aset perusahaan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017. Terdapat 1 satu perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu, 12 dua belas perusahaan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar. Terakhir, 10 perusahaan aset skala besar di atas Rp250 miliar.
Selain itu, Nyoman membeberkan jika perusahaan dari sektor konsumer siklikal menjadi yang paling banyak mengantre. Lalu ada 2 perusahaan teknologi dan 3 dari sektor energi.
Baca Juga
Pada kemarin, BEI mencatatkan 2 tambahan emiten baru yang menjadi Perusahaan Tercatat ke-10 dan ke-11 pada tahun 2022 yaitu PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).
Jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI kini mencapai angka 777 emiten saham dengan penambahan kedua emiten itu dari total 888 Perusahaan Tercatat (saham, obligasi, sukuk, dan efek beragun aset).
“Pencapaian tersebut tentunya menjadi hal yang menggembirakan bagi BEI di tengah pemulihan ekonomi yang masih terus berlangsung. Dengan penambahan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI, mengindikasikan kepercayaan para pelaku bisnis kepada pasar modal Indonesia senantiasa terjaga dengan baik,” pungkasnya.
Berikut ini adalah rincian sektor dari masing-masing calon emiten berdasarkan data BEI:
- 1 perusahaan dari sektor basic materials;
- 2 perusahaan dari sektor industrials;
- 1 perusahaan dari sektor transportation & logistic;
- 2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals;
- 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals;
- 2 perusahaan dari sektor technology;
- 2 perusahaan dari sektor healthcare;
- 3 perusahaan dari sektor energy;
- 3 perusahaan dari sektor properties & real estate;
- 1 perusahaan dari sektor infrastructures.