Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan manajer investasi (MI) telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja produknya di tengah tensi geopolitik yang tinggi dan menguatnya mata uang dolar AS.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja produk reksa dana. Hal ini seiring dengan munculnya sejumlah sentimen signifikan di pasar, seperti konflik Rusia – Ukraina, kenaikan imbal hasil obligasi AS, dan penguatan dolar AS.
Guntur menuturkan, pihaknya menggunakan strategi kuantitatif untuk produk-produk reksa dana berbasis saham seperti reksa dana Saham dan ETF. Ia menjelaskan strategi pengaturan ini dilihat dari beberapa faktor yang telah ditentukan oleh perusahaan, seperti momentum, nilai (value), kualitas, dan volatilitas.
“Sehingga, di tengah eskalasi konflik geopolitik, risiko inflasi, dan kenaikan imbal hasil, ini secara langsung akan berpengaruh ke volatilitas pasar dan ini secara otomatis tercapture di strategi kuantitatif yang kami terapkan. Dari sisi aset alokasi dan faktor eksposur, kami akan lebih defensif,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (8/3/2022).
Sementara itu, untuk reksa dana pendapatan tetap, Pinnacle menerapkan active duration measure. Ia mengatakan tim investasi akan melakukan penyesuaian, seperti memperpanjang atau memperpendek durasi portofolio sesuai dengan pandangan pasar dari Pinnacle.
Selanjutnya, untuk reksa dana pasar uang, Pinnacle akan lebih selektif pada alokasi penempatan deposito dan obligasi jangka pendek.
Baca Juga
Sementara itu, Chief Investment Officer Star AM Susanto Chandra mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam mengelola produk reksa dananya. Untuk reksa dana saham, Star AM kami melihat big caps memiliki peluang penguatan seiring dengan berlanjutnya arus dana asing ke pasar saham Indonesia.
“Selain dari big caps, mengikuti momentum perang kami melakukan alokasi taktikal pada sektor energi dan komoditas. Apabila momentum perang mereda, kami melihat sektor-sektor konsumer discretionary berpeluang meningkat apabila laju covid terus terkendali,” jelasnya.
Sementara itu, untuk reksa dana berbasis obligasi, Star AM tetap mengalokasikan porsi investasi dominan pada obligasi korporasi dengan durasi dibawah 5 tahun seiring dengan ekspektasi peningkatan suku bunga.
“Untuk pasar uang, kami mulai meningkatkan porsi deposito untuk mengambil peluang peningkatan suku bunga,” pungkasnya.