Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, setelah Barat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan dan menempatkan safe-haven emas untuk membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar dalam sembilan bulan terakhir.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan harga minyak dan emas sesuai dengan prediksi dan terjadi gap up, dari harga emas di US$1.882 dan Minyak WTI dari US$90. Selain itu, indeks dolar AS juga terbang dari 96,50 menjadi 97,50
“Ini karena perang kemungkinan bisa lama, dan tidak sesuai prediksi dari Putin karena prediksi 5 hari Kiev bisa dikuasai,” ujarnya, dikutip Selasa (1/3/2022).
Ibrahim memperkirakan, harga emas bisa bergerak dengan support di US$1.880 dan resistance mencapai US$2.150. Sementara itu, harga minyak WTI bisa bergerak dengan support di level US$85 dan resistance mencapai level US$115.
Mengutip dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik US$13,1 atau 0,69 persen, menjadi US$1.900,70 dolar AS per ounce. Harga emas juga melonjak 5,8 persen untuk Februari.
Baca Juga
Tidak ada tanda-tanda eskalasi antara negara-negara Barat dan Rusia menurun karena Amerika Serikat dan sekutunya menambahkan sanksi baru terhadap Rusia selama akhir pekan dan tidak ada hasil dari pembicaraan antara Rusia dan Ukraina.
"Jika tidak ada penurunan tensi antara Barat dan Rusia, akan ada lonjakan permintaan investasi fisik ke logam mulia karena serbuan ke tempat-tempat aman melonjak," kata Peter Spina, presiden dan kepala eksekutif di GoldSeek.com, mencatat bahwa Rusia juga merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia.
Namun, menurutnya harga emas mungkin melihat beberapa tekanan jual dari beberapa kebutuhan likuiditas, sehingga akan melihat beberapa volatilitas.
Emas menemukan dorongan tambahan karena indeks manajer pembelian (PMI) Chicago yang dirilis pada Senin (28/2/2022) turun menjadi 56,3 pada Februari dari 65,2 pada Januari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 34,9 sen atau 1,45 persen, menjadi ditutup pada 24,366 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 11,4 dolar AS atau 1,09 persen, menjadi ditutup pada 1.038,70 dolar AS per ounce.
Harga emas bergerak di atas level US$1900 pada perdagangan hari Selasa (1/3) karena permintaan untuk aset aset safe haven tetap kuat. MIFX menilai harga emas berjangka naik sekitar 0,7% pada $1.900,70. Emas, sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Analis Monex Investindo Futures menilai sentimen pelemahan dolar AS seiring pesimisnya data ekonomi AS seperti Goods Trade Balance dan Chicago PMI serta pasar yang tetap mengkhawtirkan krisis Rusia-Ukraina berpeluang menopang kenaikan harga emas.
Berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga dasar emas 24 karat ukuran 1 gram dijual senilai Rp977.000, turun Rp1.000 dari perdagangan Senin (28/2/2022).
MIFX menyatakan emas berpeluang dibeli selama bergerak di atas level support di US$1.892 karena berpotensi bergerak naik membidik resistance terdekat di US$1.908. Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$1.892, emas berpeluang dijual karena berpotensi turun lebih lanjut membidik support selanjutnya di US$1.882.
Level Support : 1892 - 1882 - 1870.
Level Resistance : 1908 - 1918 - 1930