Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

ORI021 Laris Manis Diborong Investor Ritel, Ini Sebabnya

Tingginya minat investor terhadap ORI021 disebabkan oleh tingkat likuiditas yang optimal.
Lorenzo Anugrah Mahardhika
Lorenzo Anugrah Mahardhika - Bisnis.com 17 Februari 2022  |  19:12 WIB
ORI021 Laris Manis Diborong Investor Ritel, Ini Sebabnya
Pialang berjalan di Gedung Bursa Efek Indonesia. - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI021 pada awal tahun ini menarik banyak minat investor ritel.

Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring sekitar pukul 15.00 WIB, total penjualan ORI021 telah menyentuh Rp25,08 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp1,41 triliun dari target Rp26,5 triliun

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan tingginya minat investor terhadap ORI021 disebabkan oleh tingkat likuiditas yang optimal.

“Hal ini terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sejauh ini yang mencapai dobel digit,” katanya saat dihubungi Bisnis pada Kamis (17/2/2022).

Selain itu, kebutuhan investor ritel terhadap instrumen-instrumen investasi pada tahun ini juga cenderung tinggi. Menurutnya, investor ritel akan terus mencari instrumen dengan return yang optimal dan aman di tengah potensi kenaikan suku bunga.

Selain itu, keuntungan yang didapatkan investor dari ORI021 akan lebih menarik dibandingkan dengan instrumen sejenis seperti deposito. Hal ini ditopang oleh penurunan pajak penghasilan (PPh) untuk bunga obligasi bagi investor dalam negeri yang baru diberlakukan.

“Investasi pada deposito memiliki imbal hasil sekitar 2,5 persen - 3,5 persen dan pajak yang sebesar 20 persen. Sementara ORI021 dengan kupon 4,9 persen akan lebih atraktif karena pajaknya lebih rendah,” jelasnya.

Fikri melanjutkan, prospek minat investor terhadap instrumen SBN ritel sepanjang tahun ini akan tetap bagus meski dibayangi potensi kenaikan suku bunga acuan.

Menurutnya, salah satu sentimen utama yang akan mempengaruhi minat dan serapan SBN ritel pada tahun depan adalah outlook pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan, dengan pemulihan ekonomi yang lebih baik, maka daya beli masyarakat juga akan ikut membaik.

“Dengan pendapatan per kapita Indonesia yang naik 8 persen sepanjang 2021 lalu dan prospek pemulihan ekonomi pada tahun ini, masyarakat akan semakin mencari SBN ritel sebagai salah satu sarana investasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Obligasi obligasi ritel indonesia ORI021
Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top