Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki bulan Februari 2022, banyak analis yang memperkirakan Bitcoin dan aset kripto lain bakal bergerak perlahan melakukan rebound.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono melihat ada beberapa indikator yang dapat memberikan sentimen positif pada pergerakan aset kripto, di antaranya Microstrategy, salah satu perusahaan besar di sektor teknologi yang membeli Bitcoin 660 BTC.
Selain itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung aktivitas aset kripto dan Arizona yang bakal menjadikan BTC sebagai legal tender.
Khusus soal pajak oleh pemerintah India sebesar 30 persen atas pendapatan dari transfer aset kripto, Afid dia mengatakan kebijakan tersebut tidak memicu respons pasar yang signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada saat pemerintah Thailand mengumumkan membatalkan pemotongan pajak sebesar 15 persen.
"Saat ini kripto tidak masuk dalam fase bearish market yang berkepanjangan, sehingga tidak ada harapan untuk naik lagi. Di sisi lain, market lebih ke arah koreksi karena harga akan selalu bergerak dan aset kripto memang dikenal cukup ekstrim dari segi fluktuasinya," papar Afid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/2/2022).
Sementara itu, menurutnya Februari bakal menjadi bulan yang positif bagi market kripto.
Baca Juga
Dia menuturkan secara historis, sejarah kripto dengan kapitalisasi besar atau big cap, termasuk Bitcoin dan Ethereum bergerak positif di Februari tahun-tahun sebelumnya. Terutama setelah perayaan Tahun Baru Imlek, dia memprediksi bahwa para investor bakal mengurangi cash out dan mulai kembali meramaikan market kripto.
Siklus Empat Tahunan
Kembali pada satu tahun sebelumnya, sepanjang Januari 2021, Bitcoin terus masuk zona merah. Penurunan harga sepanjang awal tahun tersebut menempatkan BTC pada laju terburuknya sejak 2018 lalu,menimbulkan spekulasi akan terulang kembali siklus empat tahunan Bitcoin.
Bila mengacu pada siklus tersebut, setelah harga Bitcoin mengalami kenaikan yang luar biasa, para investor kemudian melakukan koreksi, dan mulai melepas keping-keping BTC nya secara perlahan dalam aksi mengambil untung, yang mengakibatkan penurunan harga aset kripto tersebut.
Meskipun begitu, Afid menilai koreksi Bitcoin terjadi bukan disebabkan oleh siklus empat tahunan. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena sentimen dari luar, seperti kebijakan The Fed, Bank Sentra Rusia hingga libur akhir tahun dan perayaan Imlek yang membuat market terkoreksi.
Dia juga menambahkan bahwa siklus empat tahunan BTC bakal menghilang karena peran dari institusional maupun perusahaan global yang masuk ke industri kripto.
Sepanjang Januari 2022, semua indeks kripto mengalami kerugian antara 20 persen dan 31 persen, menurut laporan Arcane Research. Akan tetapi, Bitcoin mengungguli semua altcoin dan mempertahankan kapitalisasi market kritpo tertinggi serta menghitung lebih sedikit kerugian.