Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah membuka kembali keran ekspor batu bara mulai 1 Februari 2022, setelah sempat dihentikan sepanjang Januari. Menanggapi hal ini, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mengapresiasi langkah tersebut.
“Kami mengapresiasi keputusan pemerintah yang kembali membuka ekspor batu bara. Kami berharap peraturan di industri batu bara dapat membuat perusahaan nasional seperti Adaro tetap bisa ikut mendukung ketahanan energi nasional sekaligus memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk royalti, pajak, tenaga kerja, CSR dan lain-lain,” ujar Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira kepada Bisnis, Rabu (2/2/2022).
Sebagai informasi, selama Januari-September 2021, kontribusi Adaro terhadap Pemerintah RI melalui royalti dan pajak penghasilan mencapai US$510 juta. Adapun, Adaro sempat mendapat tambahan permintaan produks sebanyak 500.000 ton dari Kementerian ESDM selama larangan ekspor.
“Adaro sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, akan mematuhi peraturan ketentuan DMO. Memenuhi kebutuhan dan pasokan batu bara untuk dalam negeri merupakan prioritas Adaro,” jelasnya.
Ke depan, Adaro juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.
“Kami akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid,” imbuh Nadira.
Baca Juga
Sementara itu, menyusul pembukaan kembali ekspor batu bara, emiten bersandi ADRO belum menetapkan target produksi dan kinerja secara umum. Pada 2021 sendiri, ADRO menetapkan target produksi mencapai 52 juta ton.
Terkait ekspor, sebanyak 22 persen penjualan batu bara ADRO dialirkan ke pasar Asia Tenggara pada semester I/2021. Porsi penjualan ke China sendiri naik 20 persen sejalan dengan kenaikan permintaan batu bara termal dan metalurgi ke Adaro.
Di lantai bursa, harga saham ADRO pada perdagangan Rabu (2/2/2022) sesi I pukul 11.30 WIB bergerak di zona merah, turun 0,89 persen atau 20 poin ke Rp2.220. Secara year to date (ytd), harga saham ADRO masih mencatatkan penurunan tipis 1,33 persen. Adapun, dalam setahun harganya sudah naik 48,49 persen.