Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Indonesia Dibuka, Harga Batu Bara Turun ke US$218

Harga batu bara melemah terbatas seiring dengan dibukanya kembali ekspor batu bara dari Indonesia.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara terus mengalami koreksi meski masih berada di atas level US$200 per metrik ton. Pelemahan ini terjadi seiring dengan dibukanya kembali ekspor batu bara dari Indonesia.

Bursa ICE Newcastle mencatat harga batu bara untuk kontrak Februari masih memanas pada level US$218,10 per ton pada Selasa (1/2/2022). Angka ini anjlok 4,65 poin atau 2,09 persen dibandingkan pada perdagangan sebelumnya US$222,75 per ton

Sementara itu, batu bara untuk kontrak Maret 2022 mengalami pelemahan paling dalam mencapai 7,45 poin dari US$199,95 per ton menjadi US$192,50 per ton. Begitupun kontrak April masih cukup kuat pada level US$177,75 per ton atau melemah 4,20 angka dari perdagangan sebelumnya.

Pelemahan ini terjadi seiring dengan dibukanya kembali ekspor batu bara dari Indonesia. Pemerintah diketahui sempat melarang perusahaan tambang mengekspor emas hitam dan memaksimalkan pemenuhan untuk pembangkit dalam negeri.

Pasalnya pada Desember 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dari laporan PT PLN (Persero) mendapati 17 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN maupun Independent Power Producer (IPP) mengalami krisis pasokan batu bara.

Oleh karena itu, Dirjen Mineral dan Batubara KESDM Ridwan Djamaluddin mengambil langkah penghentian sementara ekspor batu bara pada periode 1 - 31 Januari 2022. Dalam perkembangannya, pemerintah resmi membuka keran ekspor per 1 Februari, meski sebelumnya 171 perusahaan telah mendapat izin terlebih dulu.

Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan bahwa harga komoditas emas hitam tetap menguat tanpa perubahan terlalu signifikan dari harga saat ini.

“Nampaknya [harga] akan menguat tapi perubahan ya tidak terlalu besar, kisaran sekitar US$220 per ton batas atas dan US$150 per ton batas bawahnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (1/2/2022).

Lebih lanjut penguatan ini disinyalir akibat masih tingginya permintaan batu bara Indonesia bagi sejumlah negara seperti China, India serta kawasan Asia Timur. Kenaikan permintaan ini juga ditopang oleh faktor cuaca.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyebutkan bahwa kondisi harga batu bara masih tidak dapat diprediksi.

Meski begitu, dia mengakui penguatan harga terus berlangsung sejak pemerintah memutuskan melarang ekspor batu bara demi pemenuhan pasokan bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri.

“Tapi kebijakan larangan ekspor kemarin salah satu sentimen pendorong harga. Sayangnya eksportir kita tidak bisa menikmati,” ujarnya.

Di sisi lain, dengan pembukaan ekspor ini, para perusahaan terlebih dulu memprioritaskan permintaan batu bara yang sempat tertunda pengirimannya pada Januari. Setidaknya dibutuhkan waktu satu bulan agar pemenuhan ekspor batu bara kembali normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper