Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia menargetkan bakal ada 55 intial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana dari emiten baru tahun ini. Siapakah mereka semua?
Sampai dengan 14 Januari 2022, BEI telah mengantongi 30 nama perusahaan yang bakal tercatat tahun ini. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 30 perusahaan tersebut, empat perusahaan merupakan perusahaan beraset kecil dengan nilai aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu, 14 perusahaan merupakan perusahaan aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Kemudian 12 perusahaan merupakan perusahaan beraset besar, dengan nilai aset di atas Rp250 miliar.
Hingga saat ini, terdapat 30 perusahaan dalam daftar antrian pipeline pencatatan saham BEI.
Sebagai informasi, berikut rincian sektor calon emiten yang akan IPO tahun ini.
• 4 Perusahaan dari sektor Industrials;
• 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
• 9 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
• 4 Perusahaan dari sektor Technology;
• 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
• 2 Perusahaan dari sektor Energy;
• 1 Perusahaan dari sektor Financials;
• 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
• 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
Sementara itu, Nyoman menambahkan telah tercatat dua perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, dengan total dana yang berhasil dihimpun Rp723 miliar. Yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) dan PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA).
Selain kedua perusahaan, masih ada beberapa emiten yang kini dalam penawaran. Misalnya PT Champ Resto Indonesia Tbk. (ENAK), PT Net Visi Media Tbk. (NETV), PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) dan PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk. (BAUT).
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp125 triliun–Rp175 triliun pada 2022.
Target tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp363,3 triliun pada 2021.
Berdasarkan data OJK, penghimpunan dana di pasar modal terdiri dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp61,7 triliun yang terdiri dari 56 emiten baru, penerbitan hak dengan memesan efek terlebih dahulu (rights issue) senilai Rp197,3 triliun, dan penerbitan obligasi Rp104,4 triliun.
Adapun, dana yang dihimpun lewat pasar modal pada tahun lalu melonjak 206 persen dibandingkan 2020.