Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja kelompok saham pelat merah dalam indeks IDX BUMN20 masih tertahan di teritori negatif sepanjang 2021. Adapun, mayoritas harga saham emiten konstruksi di dalam indeks IDX BUMN20 mengalami penurunan harga paling dalam.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 20 Desember 2021, indeks IDX BUMN20 melemah 6,44 persen menjadi 366,88 sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Realisasi itu kontras dengan penguatan IHSG sebesar 9,50 persen ytd menjadi 6.547.
Mengutip Bloomberg hingga akhir penutupan perdagangan Selasa (21/12/2021), terdapat 7 saham konstituen indeks IDX BUMN20 yang menguat sejak awal tahun sedangkan 13 saham lainnya melemah.
Penguatan harga paling tinggi dicapai oleh saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. sebesar 25,68 persen ytd. Selanjutnya saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menguat 16,80 persen dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menguat 13,04 persen.
Di sisi lain, saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) turun paling dalam sebesar 47,92 persen. Saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) turun 46,38 persen dan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) turun 45,59 persen.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan saham emiten pelat merah dari sektor konstruksi melemah tahun ini karena kinerja perseroan masih di bawah kinerja prapandemi.
Baca Juga
“Memang secara kinerja [emiten BUMN Karya] mulai pulih dibanding 2020, tapi masih jauh dibanding kinerja 2019 sebelum pandemi,” kata Dennies kepada Bisnis, Selasa (21/12/2021).
Penurunan harga saham WSKT yang hampir 50 persen dinilai Dennies mencerminkan kinerja perseroan yang memang kurang baik dengan struktur modal yang kurang sehat.
Adapun, aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dari WSKT pada akhir tahun ini akan diperhatikan pelaku pasar.
Kinerja sektor konstruksi yang belum bergeliat juga berdampak pada penjualan semen. Performa saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) yang turun 40,24 persen disebut Dennies juga sebagian disebabkan oleh proyek pembangunan yang belum ramai.
“Kalau sektor konstruksi dan pembangunan membaik, emiten semen juga pasti membaik,” ujar Dennies.
Untuk 2022, Artha Sekuritas masih menjagokan saham keluarga BUMN dari kelompok perbankan seperti BBNI, BBRI, dan BMRI. Saham BUMN Karya seperti WSKT, WIKA, dan PTPP diperkirakan juga bisa bangkit dengan asumsi tidak ada gelombang Covid-19 berikutnya.
Tabel Kinerja Saham IDXBUMN20 per Selasa (21/12/2021)
Kode Saham | Nama Perusahaan | YTD |
TLKM | Telkom Indonesia (Persero) Tbk. | 25,68% |
ANTM | Aneka Tambang Tbk. | 16,80% |
BMRI | Bank Mandiri (Persero) Tbk. | 13,04% |
BJTM | Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. | 11,03% |
BBNI | Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. | 8,50% |
BBRI | Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. | 1,34% |
TINS | Timah Tbk. | 1,01% |
BBTN | Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. | 0,29% |
PTBA | Bukit Asam Tbk. | -4,27% |
BJBR | Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. | -9,68% |
PGAS | Perusahaan Gas Negara Tbk. | -14,80% |
JSMR | Jasa Marga (Persero) Tbk. | -15,12% |
BRIS | Bank Syariah Indonesia Tbk. | -20,67% |
ELSA | Elnusa Tbk. | -22,16% |
ADHI | Adhi Karya (Persero) Tbk. | -39,41% |
SMGR | Semen Indonesia (Persero) Tbk. | -40,24% |
KAEF | Kimia Farma Tbk. | -40,47% |
WIKA | Wijaya Karya (Persero) Tbk. | -45,59% |
PTPP | PP (Persero) Tbk. | -46,38% |
WSKT | Waskita Karya (Persero) Tbk. | -47,92% |