Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebut dana hasil penawaran umum dari penerbitan surat utang korporasi sebagian besar dimanfaatkan korporasi untuk modal kerja.
Direktur Pefindo Hendro Utomo mengatakan, sejak Januari hingga Agustus 2021, sebanyak 51,3 persen dana hasil penawaran umum digunakan untuk modal kerja. Kemudian, sebanyak 34,9 persen digunakan untuk refinancing atau pembayaran kewajiban yang jatuh tempo dan 3,7 persen untuk investasi.
"Ini tercermin dari tenor penerbitan jangka pendek dan menengah. Namun, memang dari sisi tenor tadi sedikit yang di atas 5 tahun," ucap Hendro dalam media forum Pefindo, Kamis (16/12/2021).
Berdasarkan data Pefindo, tren tenor jangka pendek dan menengah masih cukup mendominasi dalam penerbitan surat utang korporasi nasional. Hingga November 2021, Pefindo mencatat terdapat 30,6 persen surat utang yang memiliki tenor dengan jangka waktu satu tahun.
Tenor dengan penerbitan terbanyak yang mendominasi penerbitan surat utang korporasi adalah tenor 3 tahun, dengan persentase sebanyak 37 persen terhadap total penerbitan surat utang.
Sementara penerbitan surat utang dengan tenor 5 tahun mencapai 20,1 persen terhadap total penerbitan surat utang.
Baca Juga
Adapun hingga November 2021, jumlah penerbitan surat utang korporasi nasional telah mencapai Rp98,14 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar RP84,45 triliun.
Penerbitan surat utang korporasi nasional ini didominasi oleh sektor multifinance dengan jumlah penerbitan Rp19,8 triliun, lalu konstruksi Rp11,4 triliun, dan pembiayaan Rp9,1 triliun.