Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menargetkan rupiah bakal bergerak pada kisaran Rp14.500-Rp14.800 per dolar AS pada tahun depan.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan menjelaskan rupiah berpotensi sedikit melemah pada 2022 di tengah perubahan kebijakan moneter global dan normalisasi harga komoditas dunia.
“Namun ketahanan fundamental yang baik akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Katarina, Selasa (7/12/2021).
Adapun, performa rupiah akan ditopang oleh kebijakan moneter prudensial yang ditetapkan Bank Indonesia, ketahanan eksternal yang kuat, serta cadangan devisa negara yang memadai.
Selain itu, lanjut Katarina, harapan iklim investasi yang lebih kondusif pada 2022 juga dapat mendorong investasi langusng yang dapat menopang stabilitas rupiah.
Sementara itu, peningkatan sinergi fiskal dan moneter juga masih akan tetap dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah tahun depan.
Baca Juga
“Selama burden sharing ini membantu pemulihan ekonomi Indonesia, pasar sangat apresiasi,” kata Katarina.
Dia menyebut perbaikan struktural Indonesia yang berkelanjutan bakal menjadi fondasi dan penopang kuat sentimen pasar finansial. Manulife Aset Manajemen Indonesia pun memperkirakan defisit neraca berjalan (CAD) berada di kisaran 2,1-2,5 persen pada 2021 dengan inflasi sekitar 2,5-3 persen.
Selanjutnya suku bunga diperkirakan meningkat pada kisaran 3,75-4 persen pada 2022 dengan pertumbuhan domestik bruto (PDB) diperkirakan sebesar 5-5,4 persen.
Pada akhir perdagangan Senin (7/12/2021), rupiah ditutup mengut 0,44 persen menjadi Rp14.378 per dolar AS. Penguatan rupiah terjadi bersamaan dengan apresiasi yuan China sebesar 0,13 persen dan bhat Thailand sebesar 0,44 persen.