Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa rupiah menjadi salah satu mata uang terbaik di antara negara emerging market di Asia.
“Di antara emerging market Asia, rupiah termasuk 4 currency terbaik,” katanya dalam webinar, Senin (6/12/2021).
Dody menjelaskan, hal ini dikarenakan depresiasi yang dialami oleh rupiah masih kecil jika dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia, misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Thailand, Malaysia, Singapura depresiasinya sampai belasan persen, sementara kita di kisaran 1,3-1,6 persen,” katanya.
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terus menunjukkan pelemahan pada dua pekan terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (3/12/2021), Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.419 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada hari ini, Senin (6/12/2021) pukul 15.00 WIB, rupiah kembali melemah dengan mencatatkan koreksi 22,5 poin atau 0,16 persen menjadi Rp14.442 per dolar AS.
Mata uang rupiah pun diprediksi cenderung melemah pada dan berpotensi melemah hingga mencapai level Rp14.500.
Meski demikian, Dody mengatakan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah hingga saat ini masih dalam level yang terkendali.
“Kita selama ini selalu menunjukkan kepada pasar bahwa kita bisa menstabilkan nilai tukar. Jangan bicara level ya, hari ini Rp13.000, besok Rp13.400, tapi lihat volatilitasnya,” kata dia.
Dody pun menyampaikan, BI akan terus memantau perkembangan global dan berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui bauran kebijakan bank sentral.