Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi BUMN PT Indofarma Tbk. (INAF) tak akan melupakan pengalaman pandemi Covid-19. Pandemi telah menjadi tantangan terbesar baik dalam penyediaan obat maupun alat kesehatan.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menuturkan periode 2020--2021 merupakan tahun yang tak akan dilupakan oleh BUMN farmasi.
"Tahun 2020-2021 merupakan pengalaman tak terlupakan untuk BUMN farmasi karena kami menyediakan juga obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan Covid-19," ujarnya dalam acara Top Bisnis Awards 2021, Selasa (30/11/2021).
Dia menyebut berbagai penghargaan yang didapat perseroan dipersembahkan bagi segenap rekan-rekan Indofarma yang sudah bekerja keras untuk memenuhi akan kebutuhan obat dan alat kesehatan selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten berkode INAF tersebut mencetak penjualan bersih sebesar Rp1,49 triliun naik 99,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp749,25 miliar.
Seiring melejitnya penjualan, beban pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp1 triliun dibandingkan dengan Rp565,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Beban penjualan juga meningkat menjadi Rp115,84 miliar dari Rp95,94 miliar, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp105,45 miliar dari Rp75,24 miliar. Perseroan juga mencatatkan kerugian bersih lain-lain meningkat tajam menjadi sebesar Rp227 miliar dari hanya Rp5,39 miliar.
Kendati berbagai beban tersebut meningkat, perseroan berhasil mencatat laba usaha sebesar Rp48,48 miliar sepanjang 9 bulan 2021 dibandingkan dengan Rp6,93 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, INAF berhasil mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi sebesar Rp2,82 miliar hingga kuartal III/2021 dibandingkan dengan rugi bersih Rp18,88 miliar sepanjang 9 bulan tahun lalu.
Direktur Utama Bio Farma Honesti M Basyir menjelaskan bahwa Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi, telah melakukan beberapa upaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir dua tahun.
Bio Farma mendapatkan penugasan untuk penyediaan vaksin Covid-19 untuk 208 juta masyarakat Indonesia. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan telah dikeluarkannya izin penggunaan darurat (EUA) penggunaan vaksin Covid-19 dari Badan POM untuk anak-anak usia 6--11 tahun pada awal November 2021.
"Terhitung sampai dengan 9 November 2021, Indonesia sudah mengamankan sebanyak 306 juta dosis, baik dalam bentuk bulk maupun finish produk," urainya beberapa waktu lalu.
Vaksin-vaksin ini, didapatkan dari proses bilateral antara Bio Farma sendiri dengan mitra penyedia vaksin, antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara sahabat (hibah) seperti dari Australia, Jepang, Amerika, maupun secara multilateral melalui Corvax Facility.
Honesti mengungkapkan vaksin yang sudah terdistribusi dari Bio Farma ke seluruh provinsi di Indonesia, per tanggal 4 November 2021 sebanyak 233,4 juta dosis.
Ada beberapa vaksin memang yang langsung didistribusikan dari pengembang vaksin dengan pemerintah seperti Pfizer yang supply agreement langsung antara Pfizer global dengan Kementerian Kesehatan RI.
“Dari Informasi yang kami terima dari Kementerian Kesehatan RI, per tanggal 4 November 2021 total vaksin Covid-19 yang sudah terdistribusi, ada 252 juta dosis [termasuk yang didistribusikan oleh Bio Farma dan Pfizer global] yang didistribusikan ke Provinsi di Indonesia," katanya.