Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengekor Kurs di Asia, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp14.310

Nilai tukar rupiah terpantau dibuka naik 9,00 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.310 per dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (30/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka naik 9,00 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.310 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS melemah 0,18 persen di posisi 96,1670.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Diantaranya won Korea Selatan naik 0,53 persen, baht Thailand naik 0,29, persen dan yuan China naik 0,22 persen.

Varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan mendorong aksi jual di pasar keuangan pada Jumat (26/11/2021), di tengah kekhawatiran virus tersebut akan semakin mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang berkembang setelah pandemi. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa varian tersebut membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi karena lebih banyak negara menutup perbatasan. 

Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengatakan negara itu tidak akan kembali ke penguncian musim dingin ini, tetapi mendesak orang-orang untuk divaksinasi, mendapatkan booster dan memakai masker. 

Pasar agak tenang pada Senin (29/11/2021), dengan pasar saham AS dan harga minyak rebound karena investor mengambil pandangan yang lebih seimbang, menunggu sampai dampak varian menjadi lebih jelas. 

Analis dan pedagang valas di Tempus Inc Juan Perez mengatakan tantangan lain untuk pemulihan ekonomi global tampaknya menunjukkan bahwa itu menguntungkan dolar sebagai tempat yang aman.

"Varian ini baru dan bahkan tampaknya komunitas medis ingin meminimalkan dampak negatif ekonomi apa pun dari berita itu. Pendapat kami adalah bahwa sekali lagi kami berada di bawah belas kasihan penyakit yang telah bersama kami selama dua tahun, tetapi kali ini juga rasanya kita lebih siap untuk tetap menjalani hidup," ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (30/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper