Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten di sektor pulp and paper masih menarik seiring dengan pertumbuhan kinerja yang signifikan hingga kuartal III/2021.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, prospek emiten-emiten di sektor ini masih cukup menarik untuk jangka panjang.
"Jangka pendek, sektor ini masih ada tekanan, tapi, jangka menengah dan panjang masih cukup baik," ujar Nico, dihubungi Minggu (21/11/2021).
Dia menyebut, prospek kinerja emiten-emiten di sektor ini akan semakin membaik di jangka menengah dan panjang, seiring dengan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
"Sekarang semuanya berhubungan dengan pemulihan ekonomi, yang ujungnya akan menggerakkan mobilitas dan aktivitas ekonomi," kata dia.
Dia melanjutkan, selama covid bisa dikendalikan, mobilitas ekonomi akan pulih. Nico memperkirakan penggunaan kertas akan meningkat seiring kembalinya aktivitas dan mobilitas ekonomi.
Baca Juga
"Jadi kalau misalnya ketidakpastian bisa dikurangi, sehingga mobilitas mengalami kenaikan, otomatis penggunaan paper-nya meningkat," tuturnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan emiten-emiten di sektor pulp and paper ini masih cenderung sideways hingga saat ini.
"Pergerakannya masih 50:50. Jadi investor dapat wait and see terlebih dahulu," kata Herditya, dikutip Minggu (21/11/2021).
Menurut catatan Bisnis, tiga emiten di sektor pulp and paper membukukan pertumbuhan kinerja hingga kuartal III/2021 ini.
Emiten pulp and paper milik Grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan 14,37 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$2,5 miliar, dari US$2,19 miliar. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih 35,97 persen, dari US$287 juta, menjadi US$390,8 juta di kuartal III/2021.
Adapun saham emiten kertas lainnya milik Grup Sinarmas, yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) belum melaporkan kinerjanya di kuartal III/2021.
Kemudian, emiten kertas lainnya, PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 50,25 persen menjadi Rp8,65 triliun hingga kuartal III/2021. Perseroan juga mencatatkan laba bersih senilai Rp507,25 miliar, naik 121,8 persen secara tahunan.
Selanjutnya, PT Suparma Tbk. (SPMA) mencatatkan pendapatan Rp1,92 triliun hingga kuartal III/2021, naik 25 persen yoy. Perseroan pun membukukan laba bersih Rp188,1 miliar, naik 125 persen secara tahunan.
Herditya pun memasang target price (TP) Rp9.275 untuk saham INKP, Rp9.000 untuk TKIM, dan Rp546 untuk SPMA. Adapun saham FASW tercatat masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga belum direkomendasikan.