Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau mitratel mengalami kelebihan permintaan dalam proses IPO sehingga alokasi pooling ditambah menjadi 5 persen.
Anak usaha Telkom itu akan menambah alokasi pooling menjadi 5 persen dari sebelumnya 2,5 persen seiring dengan tingginya minat investot ritel untuk membeli saham MTEL, dalam dokumen yang diterima Bisnis.
Adapun, dalam prospektus terbaru, MTEL menyatakan target dana penawaran umum saham perdana adalah Rp18,33 triliun. Harga final penawaran umum saham perdana adalah Rp800.
Dengan melepas sebanyak-banyaknya 27,63 persen modal yang ditempatkan dan disetor penuh, maka MTEL berpotensi meraih dana segar hingga Rp18,33 triliun.
Namun apabila terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed pada saat penjatahan terpusat atau pooling, Mitratel berpotensi menambah jumlah penerbitan saham dari 22,92 miliar menjadi 25,53 miliar saham. Dengan begitu jumlah penggalangan dana dapat meningkat menjadi Rp20,43 triliun.
Dalam prosesnya setelah menambah jatah pooling 5 persen, MTEL melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen. Anak usaha BUMN itu pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun kedua yang terbesar sepanjang sejarah.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat harus akselerasi seluruh kompetensi Mitratel dan ke depan. Tercermin di bisnis plan tak hanya semata-mata tower bisnis, tapi berkembang menjadi infrastructure company bisa support era 5G dan kelanjutannya," katanya.
Saat ini, tenancy ratio pesaing mitratel seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dari grup Djarum terisi 1,86 kali. Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terisi 1,89 kali, Edgepoint terisi 1,59 kali, dan Protelindo terisi 1,94 kali.
Direktur Utama Telkom Indonesia (Persero) Ririek Adriansyah menjelaskan rencana ke depan Mitartel akan mengembangkan bisnisnya yang paling mendasar dengan menambah menara di berbagai daerah baik membangun tower maupun akuisisi menara.
"Selain itu, akan masuk ke berbagai bisnis lain yang relevan dengan tower, seperti fiber optik, apa itu membangun fiber optik atau akuisisi perusahaan fiber optik. Ini akan dilakukan Mitratel," urainya.