Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi Berpotensi Naik Usai PPh Obligasi Turun

Penerbitan surat utang oleh obligasi akan semakin marak di tengah banyak dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang stagnan.
ilustrasi obligasi
ilustrasi obligasi

Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan PPh atas bunga obligasi akan memicu penerbitan surat utang oleh korporasi dan meningkatkan penyerapan dari public.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memperkirakan penerbitan surat utang oleh obligasi akan semakin marak. Pasalnya dia melihat saat ini tengah banyak dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang stagnan.

Di sisi lain, lanjutnya, Lembaga Penhamin Simpanan (LPS) menungkapkan bila masyarakat yang memiliki tabungan jumbo atau lebih dari Rp2 miliar semakin meningkat. Maka itu dia optimistis dengan kedua hal tersebut penerbitan obligasi oleh korporasi akan terserap karena masyarakat membutuhkan instrument investasi.

“Kupon yang bisa menarik pasar tergantung dari perusahaan meskipun secara umum investment grade masih menarik. PPh atas obligasi turun dari 15 persen ke 10 persen juga bisa jadi pendorong karena pajak turun bisa menarik minat pasar,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (11/11/2021).

Fikri menambahkan resiko kredit saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu karena ada pemulihan ekonomi. Dia yakin penggalangan dana oleh pihak swasta berpotensi bakal membesar karena likuiditas domestik yang masih besar.

Selain itu, Fikri mengatakan bila yield obligasi korporasi telah menyentuh posisi terendah. Pasalnya untuk peringkat surat utang di level AAA, kupon yang ditawarkan hanya sekitar empat persen saja.

“Ini belum pernah terjadi maka sangat baik untuk melakukan penerbitan,” katanya.

Sementara untuk penerbitan melalui right issue, lanjutnya, juga memiliki peluang sebaik obligasi. Akan tetapi dia berpendapat bakal ada penerbitan yang tertunda sampai dengan tahun depan.

“Kalau melihat right issue dari beberapa penerbitan meski sejak awal menerbitkan dana jumbo sepertinya sampai akhir tahun akan tetap sama,” katanya.

 Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa hingga Selasa 9 November pipa pencatatan right issue telah sesak oleh 40 perusahaan. Belum lagi para emiten tersebut tengah mengincar dana segar hingga triliunan rupiah.

“Adapun untuk rencana rights issue, saat ini di pipeline BEI terdapat 40 perusahaan dengan perkiraan total dana dihimpun sebesar Rp24,44 triliun,” katanya Selasa (9/11/2021).

Nyoman menambahkan diantara 40 emiten terdapat 10 perusahaan yang berencana menghimpun dana lebih dari Rp10 triliun. Salah satunya adalah perusahaan plat merah PT Waskita Karya Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper