Bisnis.com, JAKARTA – Analis masih optimis imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia di kuartal IV/2021 akan turun ke arah 6 persen atau bahkan bisa turun di bawah itu dengan beberapa catatan.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengungkapkan katalis positif yang ada pada kuartal III/2021 masih akan berlanjut di kuartal akhir 2021 ini.
Ezra mengungkapkan pasar obligasi di kuartal III/2021 mencatatkan kinerja positif 3,07 persen berdasarkan data BINDO index.
Menurutnya kinerja tersebut didorong oleh beberapa katalisnya antara lain likuiditas yang melimpah di perbankan. Kemudian penurunan suplai obligasi pemerintah dengan diperpanjangnya burden sharing oleh Bank Indonesia (BI).
Oleh sebab itu, pada tiga bulan terakhir 2021, Ezra melihat akan berlanjutnya katalis tersebut. Dia mencontohkan, target issuance pemerintah di kuartal IV/2021 jauh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.
Meski saat ini jelasnya pasar sedang mengalami konsolidasi dengan adanya volatilitas yield US Treasury yang menembus 1,5 persen. Di mana hal tersebut menurutnya menyebabkan risk off sementara.
Baca Juga
Akan tetapi lanjutnya, setelah terjadi equilibrium baru dan stabilitas imbal hasil US Treasury maka pasar obligasi dapat kembali marak.
“Yield [SUN Indonesia seri acuan 10 tahun] dapat turun ke arah 6 persen dan dibawah itu dengan kondisi makro yang suportif dan potensi inflow asing,” papar Ezra saat dihubungi Bisnis, Kamis (7/10/2021).
Sebelumnya, Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan juga menyampaikan hal serupa. Bahwa sentimen sentimen positif penggerak yield SUN di kuartal III lalu masih akan berlanjut.
Dia mengungkapkan bahwa dengan likuiditas investor yang masih besar, potensi masuknya investor ke pasar domestik juga masih cukup tinggi. Ditambah dengan kenaikan yield yang terjadi di bulan September. Hal tersebut menurutnya akan menambah daya tarik pasar domestik sehingga berpeluang membuka ruang bagi investor untuk kembali masuk ke pasar.
Sementara itu, dia menuturkan potensi risiko untuk pergerakan imbal hasil SUN Indonesia di kuartal akhir ini berasal dari eksternal, ditengah masih tingginya volatilitas dan ketidakpastian global.
“Yield SUN seri 10 tahun berpotensi turun ke level 6,0 persen – 6,1 persen di kuartal IV/2021,” katanya.
Sedangkan untuk potensi penurunan yield di bawah 6 persen, menurutnya masih ada. Walaupun peluangnya akan lebih terbatas mengingat volatilitas dan ketidakpastian global masih terus berlanjut.