Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) Indonesia pada kuartal IV/2021 diperkirakan akan berada dalam kisaran 6,2 persen hingga 6,4 persen mengingat sentimen global dan domestik yang saling bertolak belakang.
Vice President of Economist Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan hingga akhir tahun, akan ada sentimen inflasi di Amerika Serikat dan permasalahan plafon utang atau debt ceiling di negeri Paman Sam tersebut.
Kedua sentimen tersebut menurutnya akan menjadi sentimen negatif bagi pergerakan yield SUN atau juga disebut Surat Berharga Negara (SBN) rupiah di Tanah Air.
Kendati demikian, Josua mengungkapkan bahwa di dalam negeri, adanya potensi pemulihan ekonomi domestik serta potensi penurunan suplai sepanjang kuartal IV/2021 justru diperkirakan akan menjadi pendorong upside dari obligasi rupiah di akhir kuartal 2021.
“Kami perkirakan yield SBN seri 10 tahun akan berkisar pada 6,2-6,4 persen hingga akhir tahun,” kata Josua kepada Bisnis, Kamis (7/10/2021).
Adapun pada kuartal III/2021, secara kuartalan Josua mengungkapkan yield SBN dengan tenor 10 tahun cenderung turun sekitar 22 basis poin (bps) ke level 6,37 persen dari kuartal II/2021 yang berada pada level 6,59 persen.
Baca Juga
Dia meneruskan, pada akhir Agustus dan awal September 2021, yield SBN seri 10 tahun mampu turun hingga 6,07 persen.
Namun, di akhir kuartal III/2021, ketika ketidakpastian global meningkat akibat krisis utang Evergrande di China, serta debt ceiling AS, yield obligasi kembali meningkat dan membatasi tren penguatan.
Berdasarkan data dari laman World Government Bonds, tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun per Kamis (7/10/2021) berada di kisaran 6,41 persen. Di mana dalam sepekan terakhir yield SUN terpantau turun 0,7 basis poin.
Sedangkan sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd), yield SUN Indonesia seri acuan 10 tahun telah turun 57,2 basis poin.
Adapun pada kuartal III/2021, yield SUN Indonesia seri acuan 10 tahun tercatat telah turun ke level 6,42 persen per 30 September 2021 dibandingkan dengan posisi akhir 30 Juni 2021 6,69 persen.
Sepanjang kuartal tiga 2021, imbal hasil SUN Indonesia terendah tercatat pada 1 September 2021 yaitu sebesar 6,13 persen, dan tertinggi terjadi pada 5 Juli 2021 di angka 6,69 persen.