Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tertekan Data AS, Cek Level Supportnya

Harga emas spot berpotensi menguji support terbaru di US$1.747 per troy ons.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Selasa (5/10/2021) menantikan data Non-Farm AS yang diprediksi lebih baik.

Pada perdagangan Selasa (5/10/2021) pukul 15.19 WIB, harga emas Comex turun 7,40 poin atau 0,42 persen ke US$1.760,20 per troy ons. Sementara harga emas spot tercatat turun 10,82 poin atau 0,61 persen ke US$1.758,75 per troy ons.

Harga emas nampak melemah di siang hari Selasa, tertekan oleh menguatnya dolar AS di tengah spekulasi data Non-Farm AS yang lebih baik,” tulis tim riset Monex Investindo Futures (MIFX) dalam riset harian, Selasa (5/10/2021).

Dengan turunnya harga, emas berpotensi dijual jika harga bererak ke bawah level US$1.756, menguji support terbaru di US$1.747 per troy ons.

Sementara itu, jika harganya bisa berbalik naik ke atas level US$1.756, emas berpeluang dbeli meguji resisten di US$1.771 per troy ons.

Emas sebelumnya mengawali pekan dengan mengalami tekanan pasca adanya sentimen dari hasil pertemuan Federal Reserve AS pada pekan sebelumnya, namun berhasil sebelum ke US$1.760 per troy ons.

Pada pertemuan The Fed sebelumnya, tidak ada perubahan suku bunga, namun terdapat indikasi bahwa kondisi ekonomi AS saat ini sudah berada dalam kondisi yang cukup kondusif walaupun penyebaran Covid-19 di AS masih memberikan perlambatan perbaikan ekonomi.

Namun demikian, pada sejumlah pernyataan berikutnya, pasar mulai menyerap bahwa ada rencana The Fed untuk mulai normalisasi kebijakan (tapering) terutama pada kuantitas pembelian aset oleh the Fed.

Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) menyebut pernyataan itu membuat fluktuasi USD kembali menguat dan memberikan tekanan pada harga emas serta mendorong harapan pasar bahwa The Fed akan mulai melakukan normalisasi pada pertemuan November mendatang yang akan efektif pada bulan Desember tahun ini.

Selanjutnya, harga emas kembali menguat merespons koreksi pada dolar AS usai rilis data klaim pengangguran yang melonjak dibandingkan pekan sebelumnya.

Meski rilis data klaim pengangguran tidak terlalu bagus, yakni jumlah yang melakukan klaim lebih tinggi dibandingkan pada pekan-pekan sebelumnya, pelaku pasar terlihat masih mengantisipasi bahwa akan adanya aksi The Fed untuk mulai melakukan tapering

“Hal ini pada akhirnya masih menahan sisi atas gerak harga emas,” tulisnya dalam riset mingguan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper