Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pasar yang masih fluktuatif hingga saat ini dipercaya sebagai kesempatan bagi investor untuk mengambil posisi yang agresif hingga akhir tahun ini. Reksa dana saham bisa menjadi salah satu pilihan investasi.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengungkapkan bahwa meski keadaan pasar fluktuatif, untuk sisa tahun 2021, Trimegah masih percaya bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dapat mencapai level 6.700-6.800.
“Oleh karenanya, strategi yang kami sarankan untuk teman-teman investor adalah menambah kepemilikan reksa dana saham atau reksa dana campuran dalam portofolio keseluruhan,” saran Antony saat dihubungi Bisnis, Selasa (28/9/2021).
Saran ini pun diberi catatan oleh Antony agar tetap menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.
Momentum ekonomi yang positif pasca pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bagi Trimegah adalah kondisi fundamental yang baik.
“Jika dalam kondisi yang baik keadaan pasar masih fluktuatif, bagi kami itu adalah kesempatan untuk mengambil posisi yang agresif. Sesuai dengan view akhir tahun kami,” jelas Antony.
Baca Juga
Sebelumnya, Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya optimistis masih ada secercah harapan untuk perbaikan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski fluktuatif sepanjang tahun ini.
Dia menjelaskan, hingga saat ini karena secara historis performa pasar saham di kuartal IV mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal lainnya. Berdasarkan data historis dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG pada kuartal keempat sebesar 5,34 persen.
Ditambah lagi saat ini kesadaran berinvestasi di masyarakat meningkat. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per bulan Agustus 2021, pasar modal Indonesia telah memiliki 6,1 juta investor atau naik 99 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun di sisi lain, Ivan mengatakan bahwa investor perlu memperhatikan rencana bank sentral AS untuk melakukan pengurangan pembelian aset atau tapering off. Walaupun memang diperkirakan dampaknya tidak akan sedahsyat kejadian 2013 lalu karena kali ini The Fed telah mewanti-wanti dari jauh hari.
Oleh karena itu, menurut Ivan, strategi investasi yang bisa dilakukan adalah menambah porsi reksa dana saham di dalam portofolio investor.
“Di mana untuk investor dengan profil risiko balanced adalah 30 persen di reksa dana pasar uang, 35 persen reksa dan pendapatan tetap, 35 persen reksa dana saham,” kata Ivan dalam acara BizInsight yang diadakan Bank Commonwealth, dikutip Rabu (29/9/2021).
Sedangkan untuk investor dengan profil risiko growth, Ivan menyarankan komposisi 15 persen di reksa dana pasar uang, 20 persen reksa dana pendapatan tetap, dan 65 persen reksa dana saham.