Bisnis.com, JAKARTA – Melonjaknya animo pasar terhadap sektor teknologi membuat kinerja saham-saham konstituen IDX BUMN20 cenderung tertekan. Kendati demikian, sejumlah saham perbankan dengan valuasi menarik pada indeks ini masih layak dikoleksi oleh investor
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan, Frankie Wijoyo Prasetio memaparkan, kinerja indeks IDX BUMN20 yang masih tertekan salah satunya disebabkan oleh melonjaknya popularitas saham teknologi.
Ia memaparkan, saham-saham yang menarik sepanjang tahun 2021 adalah saham-saham yang terkait dengan sentimen digitalisasi, dan merger atau dicaplok oleh perusahaan e-commerce besar. Ia mengatakan, investor saat ini lebih melirik saham-saham bank mini dan emiten dengan kapitalisasi menengah kecil lainnya.
“Untuk saham-saham IDX BUMN20 seluruhnya bisa dibilang adalah saham-saham blue chip yang memang tahun ini rata-rata saham berkapitalisasi besar ini cukup lesu,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (23/9/2021).
Frankie melanjutkan, indeks IDX BUMN20 memang telah mengalami koreksi panjang sejak awal tahun. Hal ini membuat banyak investor melakukan aksi profit taking besar-besaran.
Aksi profit taking dari investor dilakukan mengingat banyak saham dalam indeks IDX BUMN20 terdongkrak naik sejak akhir tahun 2020 karena beberapa sentimen. Ia mencontohkan, sentimen soal harga komoditas membuat saha,-saham pertambangan seperti PTBA, ELSA dan ANTM melonjak.
Baca Juga
Selain itu, ada juga sentimen soal vaksin dan obat covid-19 yang mengangkat saham KAEF dan INAF.
“Namun setelah memasuki tahun 2021 saham-saham tersebut terkoreksi dalam, yang membuat IDX BUMN20 juga melemah,” katanya.
Selain itu, laporan keuangan tahunan dari beberapa emiten BUMN membukukan penurunan kinerja imbas dari pandemi di tahun 2020, seperti WSKT dan WSBP. Sentimen ini semakin menekan pergerakan indeks.
Meski demikian, Frankie telah melihat sejumlah konstituen indeks ini membukukan perbaikan kinerja pada paruh pertama tahun 2021. Tren ini terutama terjadi pada sektor perbankan seperti pada BBRI, BBTN, BJBR, BJTM, BMRI, dan BRIS.
Ia mengatakan, prospek perbaikan kinerja indeks IDX BUMN20 di sisa tahun ini masih cukup terbuka. Hal tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi di Indonesia yang akan berimbas pada kenaikan kinerja emiten-emiten bursa, termasuk saham-saham berkapitalisasi besar atau blue chip.
Menurutnya, IDX BUMN20 masih berjalan mendatar di level 330–340. Hal ini menjadikan saham-saham pada indeks ini patut dicermati apresiasi nilainya yang belum tinggi. Selain itu, potensi perbaikan kinerja juga menjanjikan return yang cukup optimal.
“Untuk rekomendasinya, investor bisa mempertimbangkan saham-saham sektor perbankan, seperti BBRI, BBTN dan BMRI dimana secara valuasi rata-rata sektor perbankan masih memiliki peluang untuk naik,” pungkasnya.
Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/9/2021), indeks IDX BUMN20 berada di posisi 337,25, masih terkoreksi 14,6 persen secara year to date.
Indeks ini mengukur kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.