Bisnis.com, JAKARTA – Emiten peritel PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) menyatakan kinerja keuangan perseroan tidak akan mengalami gangguan seiring aksi akuisisi oleh Blibli.
Direktur Supra Boga Lestari Hady Purnama menyatakan rencana pengambilalihan tidak akan berdampak bagi kinerja keuangan. “Mengingat rencana pengambilalihan tersebut akan dilakukan oleh para pemegang saham perseroan,” sebutnya dalam keterbukaan informasi pada Kamis (16/9/2021).
Sementara itu, harga saham RANC ditutup menguat 10 persen ke level Rp2.420 atau naik 220 poin. Perseroan ditransaksikan sebanyak 5.931 kali dengan nilai mencapai Rp52,26 miliar. Price earning ratio perseroan berada di level 109,41 kali dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp3,79 triliun.
Adapun selama tahun berjalan, saham RANC telah menguat 455,05 persen. Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan penguatan saham perseroan ditopang oleh aksi akusisi yang akan dilakukan oleh Blibli terhadap RANC. Menurutnya, perusahaan e-commerce itu berusaha memperkuat segmen bisnis omni channel.
Omni channel adalah model bisnis lintas channel yang mengutamakan pengalaman pelanggan mereka. Pelanggan dapat berbelanja dengan menggunakan berbagai channel sekaligus baik online maupun offline.
“Iya biasa kan kalau perusahaan rintisan itu mengakuisisi maka valuasi [emiten akan] berubah nanti. Selain itu, mereka juga memperkuat bisnis omni channel sama seperti perusahaan e-commerce lainnya,” kata dia kepada Bisnis pada Kamis (16/9/2021).
Baca Juga
Christine mengatakan pada saat ini akusisi oleh Blibli akan menjadi sentimen positif bagi RANC. Akan tetapi untuk sementara dia belum bisa memberikan target harga bagi perseroan.
Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, RANC mencetak pendapatan sebesar Rp1,48 triliun turun 7,54 persen dari posisi semester pertama tahun lalu sebesar Rp1,6 triliun.
Beban pokok pendapatan juga turut menyusut tipis seiring penurunan pendapatan menjadi Rp1,08 triliun dari Rp1,17 triliun pada periode yang sama.
Adapun, beban penjualan malah meningkat menjadi Rp224,84 miliar dari Rp215,08 miliar secara yoy. Sementara, beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp160,27 miliar dari Rp154,21 miliar secara yoy.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih turun menjadi Rp17,3 miliar turun 67,08 persen pada paruh awal tahun ini dibandingkan dengan Rp52,55 miliar pada semester pertama tahun lalu.