Bisnis.com, JAKARTA - Teka-teki rencana Blibli.com masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kian benderang. Terkini, dalam pernyataan resmi perusahaan akan mengakuisisi saham mayoritas di PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC).
Mengutip Bloomberg, raksasa e-commerce Indonesia, PT Global Digital Niaga yang juga dikenal sebagai Blibli.com, telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi sekitar 51 persen saham perusahaan makanan Supra Boga Lestari dari pemilik tertentu, menurut pengumuman perusahaan.
Blibli berencana mengakuisisi sekitar 797,9 juta saham Supra Boga dari beberapa pihak antara lain PT Wijaya Sumber Sejahtera dan PT Prima Rasa Inti melalui negosiasi langsung dengan pemegang saham.
Supra Boga, yang mengoperasikan supermarket Ranch Market di Indonesia, memiliki nilai pasar Rp3,44 triliun berdasarkan data Bloomberg. Belum ada nilai kesepakatan yang diungkapkan dalam pernyataan itu.
Adapun, 51 saham bernilai sekitar Rp1,76 triliun, berdasarkan harga terakhir saham RANC yang diperdagangkan Rp2.200 rupiah per saham pada hari Rabu (15/9/2021).
Rencana Blibli.com untuk masuk ke Bursa Efek Indonesia memang santer terdengar belakangan. Sebelumnya, PT Global Digital Niaga, perusahaan yang mengelola Blibli.com disebut telah memilih penasihat keuangan untuk aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, berdasarkan sumber Bloomberg, dikutip Kamis (26/8/2021).
Baca Juga
Blibli.com yang didukung oleh konglomerat Grup Djarum mempertimbangkan IPO di Bursa Efek Indonesia pada awal tahun depan.
Blibli.com bekerja sama dengan Credit Suisse Group AG dan Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan penjualan saham pertama kali. Adapun bank lain dapat ditambahkan ke dalam daftar untuk menangani IPO Blibli.
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan tren e-commerce masuk ke pasar modal tidak akan bisa terhentikan. Pasalnya dengan tren pertumbuhan sektor teknologi, perusahaan rintisan itu memerlukan dana segar untuk pengembangan bisnis.
“Tren untuk e-commerce masuk ke pasar modal itu sebenarnya inevitable, karena cash itu penting sekali buat pertumbuhan mereka,” tegasnya kepada Bisnis pada Kamis (26/8/2021).
Jimmy mengatakan dengan perusahaan rintisan yang punya akses mendapatkan suntikan dana atau lebih punya banyak modal maka memiliki kesempatan lebih besar. Terutama untuk menguasai pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Jimmy mengambil contoh Shopee yang mulai melaju sebagai perusahaan publik sejak 2017. Seketika, perusahaan di bawah naungan Sea Group itu mulai menguasai pasar di Asia Tenggara dan Indonesia.
“Sejak itu mereka mulai booming di luar faktor lain yang menentukan kesuksesan sebuah e-commerce,” katanya.