Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan telah mengungkapkan pemesanan pembelian sukuk ritel (SR) seri SR015 telah berhenti sehari sebelum masa penawaran berakhir.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti mengungkapkan pemesanan pembelian SR015 telah memenuhi kuota dari pemerintah sehari sebelum jadwal penutupan masa penawaran yaitu hari ini, Rabu (15/9/2021).
“Sejak hari Selasa tanggal 14 September 2021 pukul 18.00 WIB pemesanan pembelian SR015 telah memenuhi kuota yang ditetapkan atau dibolehkan pemerintah sehingga pemesanan pembelian secara sistem otomatis berhenti,” ungkap Dwi kepada Bisnis, Rabu (15/9/2021).
Dwi pun mengatakan, antusiasme investor untuk membeli SR015 sangat tinggi mulai dari awal masa penawaran. Hal tersebut ungkapnya dibuktikan dengan pemesanan pembelian SR015 secara harian yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemesanan pembelian SR013, SR014 dan ORI019.
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring Minggu (12/9/2021) sekitar pukul 11.00 WIB, total penjualan SR015 telah menyentuh Rp25,228 triliun. Adapun, kuota pemesanan tersisa Rp1,57 miliar dari target Rp25,231 triliun.
Kemudian pada pagi hari ini sekitar pukul 08.00 WIB, pemesanan pembelian SR015 sudah tidak dilakukan lagi dan terpantau telah menyentuh target Rp27 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, hasil penjualan SBN seri ORI019 sebelumnya mencapai Rp26 triliun sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel secara daring. Adapun seri SR014 dan SBR010 masing-masing mencatat penjualan Rp16,70 triliun dan Rp7,5 triliun.
Menurut Dwi, tingginya minat investor untuk membeli SR015 menandakan dalam masa pandemi Covid-19 ini, dana masyarakat untuk investasi meningkat akibat konsumsi menurun yang diiringi dengan kesadaran untuk berinvestasi.
Selain itu, Dwi berpendapat bahwa saat ini masyarakat lebih familiar dengan instrumen obligasi pemerintah, termasuk instrumen sukuk ritel.
Selanjutnya menurut Dwi antusiasme juga didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung masyarakat dalam berinvestasi pada obligasi melalui kebijakan penurunan pajak penghasilan (PPh) terhadap bunga obligasi.
Lalu dia mengatakan bahwa pemilihan waktu masa penawaran yang tepat juga menjadi faktor pendukung. Waktu yang tepat tersebut menurutnya memberikan kesempatan bagi para investor baik pegawai aparatur sipil negara alias ASN maupun pegawai swasta untuk menempatkan dananya pada SR015.
“Dan kriteria itu ada di SR015. Aman karena dijamin oleh UU SBSN dan UU APBN. Likuid karena sifatnya tradable,” papar Dwi.