Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Inflasi AS di Bawah Ekspektasi, Bursa AS Lesu

Pada penutupan perdagangan Selasa (14/9/2021), Dow Jones turun 0,84 persen menjadi 34.577,51, S&P 500 koreksi 0,57 persen menuju 4.443,05, dan NASDAQ turun 0,45 persen ke level 15.037,76.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street melemah seiring dengan rilis data inflasi yang di bawah perkiraan. Saham keuangan, industri, energi memimpin pelemahan.

Pada penutupan perdagangan Selasa (14/9/2021), Dow Jones turun 0,84 persen menjadi 34.577,51, S&P 500 koreksi 0,57 persen menuju 4.443,05, dan NASDAQ turun 0,45 persen ke level 15.037,76.

Laporan Reliance Sekuritas menyebutkan treasury menguat dan saham AS turun setelah kenaikan inflasi yang kurang dari perkiraan dipandang memberi pejabat Federal Reserve lebih banyak fleksibilitas dalam hal menarik kembali stimulus.

Dolar berfluktuasi. Imbal hasil obligasi 10-tahun patokan turun 5 basis poin menjadi 1,26 persen, mempersempit kesenjangan hasil antara utang AS yang jatuh tempo pendek dan lebih panjang.

Sektor keuangan, industri dan energi memimpin S&P 500 lebih rendah bahkan setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik 0,3 persen pada Agustus 2021 dari Juli.

Ekonom menyerukan kenaikan 0,4 persen, yang artinya rilis data di bawah ekspektasi. Dow Jones Industrial Average terbebani oleh Goldman Sachs Group Inc. dan Caterpillar Inc.

Angka IHK menawarkan beberapa validasi pandangan di antara pejabat Fed dan pemerintahan Biden bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti sementara.

Laporan tersebut juga dapat membantu menumpulkan kritik dari Partai Republik bahwa stimulus ekonomi Presiden Joe Biden memacu inflasi yang merusak saat ia berusaha untuk menjual $3,5 triliun paket pajak dan belanja jangka panjang yang juga mendapat tentangan dari Demokrat moderat.

Di pasar komoditas, harga minyak naik setelah sesi perdagangan reguler ditutup Selasa ketika sebuah kelompok industri melaporkan bahwa persediaan minyak mentah mingguan dan persediaan bahan bakar telah menurun.

American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah turun 5,44 juta barel per hari, sementara gabungan bensin dan solar turun dengan volume yang sama, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut. Brent naik 0,63 persen menjadi US$73,97 per barel, sedangkan minyak WTI naik 0,01 persen menuju US$70,46 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper