Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berbalik melemah setelah menguat pada awal perdagangan Selasa (14/9/2021) menysul data inflasi AS naik di bawah proyeksi pada bulan Agustus 2021.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,21 persen ke level 34.795,25, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,12 persen ke 4.463,59. Di sisi lain, indeks Nasdaq 100 menguat 0,06 persen ke level 15.443,24.
Wall Street fluktuatis setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 0,3 persen pada Agustus 2021 dari bulan Juli. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi ekonomi sebesar 0,4 persen.
Angka-angka tersebut menawarkan beberapa validasi pandangan di antara pejabat Federal Reserve dan pemerintahan Biden bahwa inflasi yang tinggi hanya terjadi sementara.
Data tersebut juga dapat membantu menumpulkan kritik dari Partai Republik bahwa stimulus ekonomi Presiden Joe Biden memacu inflasi yang merusak, saat mengusulkan paket pajak dan pengeluaran jangka panjang senilai US$3,5 triliun yang juga mendapat tentangan dari partai Demokrat.
"Reaksi spontan itu positif dan akan memicu pembicaraan 'inflasi telah memuncak'," tulis pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga
“Kami pikir inflasi memang telah mencapai puncaknya, tetapi itu bukan alasan untuk membeli saham (setidaknya untuk saat ini). Inflasi masih meningkat secara absolut, The Fed masih akan merencanakan tapering, dan masih banyak hambatan makro lainnya," lanjutnya.
Saham sumber daya dasar turun di Eropa karena harga bijih besi turun untuk hari kelima berturut-turut, menyusul pembatasan produksi di China yang membebani permintaan. Selain itu, investor menunggu data industri dan ekonomi yang dirilis pekan ini.
Di sisi lain, saham sektor energi naik bersama dengan minyak mentah karena badai lain mengancam pusat produksi utama AS hanya beberapa minggu setelah Badai Ida menghantam.