Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Gambaran MI Terkait Kinerja Reksa Dana Syariah

Kinerja reksa dana syariah tidak terlepas dari pergerakan indeks saham syariah yang berada di bawah IHSG.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana syariah masih berada di bawah kinerja reksa dana konvensional selama periode tahun berjalan. Manajer investasi mengungkapkan bahwa kinerja reksa dana syariah saat ini tidak terlepas dari kinerja indeks syariah di Indonesia yang juga turun.

Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga menyebutkan kinerja rata-rata reksa dana saham syariah di Indonesia berada di kisaran minus 10 persen secara year to date (ytd), di bawah kinerja rata-rata reksa dana saham konvensional yang berada di kisaran minus 3 persen ytd. 

“Faktor utama penyebab underperformance ini adalah kebetulan universe saham syariah memiliki kinerja yang buruk di tahun ini,” ungkap Antony kepada Bisnis, Jumat (10/9/2021). 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja Jakarta Islamic Index (JII) pada akhir Agustus 2021 secara ytd turun 14,24 persen. Kinerja itu lebih rendah dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang positif 2,86 persen dan indeks LQ45 yang turun 7,32 persen.

Antony mengungkapkan, penyebab utama dari buruknya kinerja indeks JII adalah saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang per akhir Agustus 2021 jatuh 45 persen secara ytd. Sementara saham UNVR merupakan salah satu saham dengan bobot terbesar di indeks JII. 

Berdasarkan analisa Antony, saham UNVR sendiri menyumbang turunnya 6,5 persen dari kinerja JII, yang artinya hampir dari setengah dari penurunan saham JII sebesar 14,24 persen. 

Selain itu, Antony mengungkapkan, saham-saham lainnya pada indeks JII adalah saham-saham yang cenderung memiliki kapitalisasi yang besar yang cenderung berperforma negatif secara ytd. Hal tersebut bisa diamati dari kinerja indeks LQ-45 yang kalah dibandingkan IHSG secara periode tahun berjalan. 

Antony pun menyebutkan bahwa prospek kinerja reksa dana syariah ke depannya tidak akan lepas dari proyeksi kinerja JII. 

“Menurut pendapat kami, saham-saham berkapitalisasi besar yang terkoreksi cukup banyak dan selama ini underperform memiliki potensi kinerja yang cukup baik ke depannya,” kata Antony. 

Kondisi teknikal yang oversold dan juga valuasi yang cukup menarik menjadi pendukung perbaikan kinerja saham-saham berkapitalisasi besar yang juga masuk dalam indeks syariah. Jika pandangannya benar, maka seiring dengan perbaikan kinerja JII, reksa dana saham syariah menurut Antony juga ikut mengalami perbaikan kinerja. 

Di lain sisi, Antony berpendapat bahwa kinerja reksa dana pendapatan tetap syariah untuk tahun ini akan stabil. 

Dia menjelaskan bahwa proyeksi tapering oleh The Fed yang moderat dan tidak diiringi dengan kenaikan suku bunga jangka pendek dalam waktu dekat. 

Selain itu dia mengungkapkan bahwa valuasi obligasi syariah Indonesia masih cukup menarik jika dibandingkan dengan obligasi regional baik secara nominal maupun secara real.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan hal serupa, yang menyebutkan bahwa kinerja reksa dana saham syariah mengikuti tren Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang masih negatif hingga akhir Agustus 2021. 

Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI) per bulan Agustus 2021, kinerja ISSI selama periode berjalan atau year to date (ytd) masih turun 0,98 persen yang membuatnya parkir di level 175,75 per 31 Agustus 2021.

Sementara IHSG secara ytd per Agustus 2021 telah mencatatkan kinerja positif sebesar 2,86 persen di posisi 6.150,30.

Namun dia berharap bahwa pemulihan ekonomi dan peningkatan harga komoditas akan berdampak positif untuk kinerja reksa dana syariah sehingga kinerjanya akan kembali meningkat. 

“Pemulihan ekonomi dan meningkatnya harga komoditas diharapkan berdampak positif untuk semua sektor secara keseluruhan sehingga diharapkan kinerjanya [reksa dana syariah] bisa kembali meningkat,” ungkap Rudiyanto kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper