Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membukukan nilai kontrak baru sekitar Rp12 triliun per Agustus 2021.
Seiring dengan perkembangan ekonomi domestik yang belum pulih secepat perkiraan, emiten dengan kode saham WIKA pun berencana merevisi turun sejumlah target kinerja tahun ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan realisasi nilai kontrak baru yang dikantongi perseroan baru mencapai 30 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan pada awal tahun ini senilai Rp40 triliun.
“Yang paling besar adalah proyek Bandara Kediri, kemudian beberapa proyek dari PUPR, kemudian ada beberapa proyek pembangunan gedung dan proyek penanganan Covid-19,” kata Ade dalam paparan publik, Rabu (8/9/2021).
Ade melanjutkan, WIKA berencana memangkas turun target kinerja untuk tahun ini karena kondisi perekonomian belum mendukung untuk rebound.
Awalnya WIKA menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 100 persen secara tahunan menjadi Rp40,12 triliun pada 2021 dari Rp23 triliun pada 2020.
Baca Juga
Namun, target nilai kontrak baru itu akan direvisi menjadi tumbuh 20 persen-27 persen saja atau sebanyak-banyaknya Rp29,21 triliun.
Selanjutnya, target pendapatan juga direvisi turun menjadi tumbuh 20-24 persen pada 2021 dari target sebelumnya tumbuh 78 persen.
Sedangkan target pertumbuhan laba bersih yang diperkirakan bisa menembus lebih dari 300 persen direvisi turun menjadi tumbuh 20 persen saja.
“Kami saat ini bersama pemegang saham sedang membahas melakukan revisi terhadap RKAB kami karena asumsi-asumsi yang memang cukup banyak terjadi perubahan dibandingkan saat WIKA menyusun RKAB 2021,” jelas Ade.