Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) masih melakukan uji klinis tahap 2 dan 3 untuk vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Genexine-19N (GX-19N). Targetnya dapat diproduksi akhir tahun dan menanti keputusan pemerintah.
Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin menjelaskan vaksin GX-19N masih menjalankan aktivitas uji klinis fase 2/3. Harapannya, jika berjalan lancar dapat selesai akhir tahun ini.
"Kalau semua lancar mudah-mudahan akhir tahun ini uji klinis bisa diterima dan bisa disetujui BPOM jadi emergency uses, kalau itu didapat saat itu vaksin bisa digunakan," urainya dalam konferensi pers, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, ketika vaksin tersebut sudah siap didistribusikan semua kembali kepada kebijakan pemerintah menjadi vaksin berbayar atau tidak. Peran pemerintah akan menentukan vaksin hasil kerja sama dengan Korea Selatan ini masuk ke arah vaksin Gotong Royong atau vaksin yang bisa diberikan pemerintah.
"Kalau bicara kemungkinan besar masuk bagian vaksin gotong royong, besarnya harga masih menunggu, karena untuk urusan itu peran pemerintah lebih besar," katanya.
Di sisi lain, untuk kebutuhan investasi pembuatan vaksin tersebut masih mampu menggunakan fasilitas yang tersedia hingga uji klinis selesai. Namun, ketika sudah masuk tahap produksi dan ada foreign direct investment (FDI) masuk akan ada kebutuhan lain.
Baca Juga
Pasalnya, setelah uji klinis rampung, perseroan sudah mengantongi komitmen impor 10 juta vaksin hasil kerja sama dengan Genexine inc. Selain itu, perseroan pun akan melakukan transfer teknologi dari Genexine sehingga dapat memproduksi vaksin ini sendiri.
"Butuh beberapa ratus miliar tetap dibutuhkan untuk investasi vaksin tergantung teknologi dibawa. Dengan DNA vaksin GX-19N kami sudah siap produksi, dengan tambahan tak terlalu besar akumulasi masih membutuhkan Rp500-Rp600 miliar, jumlah ini tidak menjadi suatu kendala," katanya.
Vaksin corona hasil produksi Kalbe Farma ini akan menyasar pasar tidak hanya di Indonesia, melainkan wilayah Asia Tenggara. Dengan terlibat dalam uji klinis di Indonesia, KLBF mendapatkan hak teritorial distribusi dan penjualan vaksin tersebut di wilayah Asia Tenggara.