Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten PT GTS Internasional (GTSI) menetapkan harga final penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp100 per saham.
Mengutip prospektus yang diterbitkan di Bisnis Indonesia, Rabu (1/9/2021), perseroan berencana menawarkan saham sebanyak 2,4 miliar atau 15,7 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam IPO. Dengan demikian, perseroan bisa mengantongi dana segar hingga Rp240 miliar.
Adapun, dalam IPO GTSI, PT Reliance Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. GTSI dijadwalkan mendapatkan tangal efektif mulai 31 Agustus 2021 dengan masa penawaran umum mulai 1-6 September 2021.
Setelah itu, tanggal penjatahan ditetapkan pada 6 September 2021, dan tanggal pengembalian uang pemesanan ditetapkan pada 7 September 2021. GTSI akan mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 September 2021.
Lebih kanjut, perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum IPO sejumlah Rp13,41 miliar. Dengan demikian, total saham yang akan tercatat di BEI sejumlah 15,81 miliar.
Adapun, dana hasil penjualan saham tersebut akan digunakan untuk maksimal 64 persen untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (Anoa), untuk membangun permanen FRSU, yang direncanakan akan dimulai pada Kuartal IV/2021.
Baca Juga
Kemudian, maksimal 20 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan seperti operasional perseroan yang meliputi antara lain cadangan docking, membangun war room sistem akuntansi dan keuangan, shipping monitoring online system.
Terakhir, maksimal 16 persen untuk penyertaan modal kepada ANOA. Dengan penyertaan dana tersebut diharapkan akan memperkuat struktur permodalan dan modal kerja di ANOA, sehingga mampu memberikan kontribusi secara konsolidasi dan stabilitas pendapatan perseroan selama sekitar 15 tahun ke depan.